Dark/Light Mode

Solar Subsidi Sulit Didapat, Pengamat Duga 4 Hal Ini Penyebabnya

Rabu, 6 April 2022 11:51 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan, solar subsidi sulit ditemukan di sejumlah daerah. Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria mengungkapkan, ada empat hal yang diduga menjadi penyebab kelangkaan solar subsidi tersebut. Pertama, akibat berkurangnya kuota BBM solar subsidi tahun ini dibandingkan kuota tahun sebelumnya.

"Kuota solar subsidi untuk tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya hanya 14,9 juta KL atau turun dari kuota tahun sebelumnya yang mencapai 15,4 juta KL," ujar Sofyano di Jakarta, Rabu (6/4).

Baca juga : Ace: Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Haji Harus Transparan

Penyebab kedua, disparitas harga antara harga solar subisidi dan non subsidi sangat lebar. Harga solar subsidi dibanderol Rp 5.150 per liter. Sementara harga solar industri (non subsidi), sekitar Rp 13.000 per liter.

"Sangat mungkin, solar subsidi ini lari ke pengguna yang tak berhak, karena terlalu murahnya harga jual solar subsidi dibanding harga jual atau harga keekonnomian solar industri," bebernya.

Baca juga : Pengamat: Sejak Awal Formula E Tak Terencana

Kemudian, penyebab ketiga, adanya perubahan penetapan kuota penyaluran solar subsidi. Kini, kuota ditetapkan per lembaga penyalur, bukan lagi kuota per kabupaten atau per kota.

Jadi, karena ketika satu SPBU yang diserbu pembeli kuotanya telah habis terserap, badan usaha tak bisa segera menambah pasokan solar ke SPBU tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.