Dewan Pers

Dark/Light Mode

John Barnes Bela Qatar Soal LGBT

Kritikus Inggris Munafik!

Minggu, 4 Desember 2022 07:00 WIB
Legenda Timnas Inggris, John Barnes. (Foto: Getty Images).
Legenda Timnas Inggris, John Barnes. (Foto: Getty Images).

RM.id  Rakyat Merdeka - Legenda Timnas Inggris John Barnes menyebut, pengkritik Inggris harus menghormati hukum atau aturan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgander (LGBT). Jika mereka mengkritik, kata Barnes, itu munafik.

Diketahui, Pemerintah Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 hingga kini masih terus dihujani kritik oleh para peserta. Khususnya terkait perlakuan terhadap para pekerja migran sebelum digelarnya event empat tahunan itu.

Kritik itu dilontarkan karena Pemerintah Qatar dianggap tidak memperlakukan para imigran secara adil sejak diberlakukannya undang-undang ketenagakerjaan baru dalam beberapa tahun terakhir. Upah minimum diperkecil, dan dana asuransi untuk membantu para imigran yang ditipu dihilangkan dalam aturan itu.

Berita Terkait : Penantang Dihantui Kutukan

Tapi, di tengah hujan kritikan itu, legenda Timnas Inggris John Barnes turut bersuara membela Qatar. Bahkan, Barnes sampai mengkritik Inggris dan negara-negara yang mempertanyakan perlakuan tuan rumah Piala Dunia 2022 terkait pekerja migran dan komunitas LGBT.

“Memang, hingga saat ini di Qatar masih ada banyak yang harus dibenahi. Tapi, situasi di Qatar sudah jauh berubah dibanding 10 tahun lalu. Ini menandai sudah ada perbaikan perumahan, fasilitas dan upah,” kata Barnes seperti dikutip dari Reuters, kemarin.

“Kalau mau adil, beberapa negara yang bikin keributan mengenai Piala Dunia Qatar harusnya juga bicara perkembangan Qatar selama 20 tahun terakhir,” imbuhnya.

Berita Terkait : Dirawat Karena Infeksi Pernapasan, Kondisi Pele Stabil

Pria yang pernah 79 kali membela Timnas Inggris itu bahkan tak memungkiri, dirinya tidak setuju dengan kebijakan Qatar yang mendiskriminasi LGBT. Tapi, legenda Liverpool itu meminta para tim dan suporter peserta Piala Dunia 2022 untuk menghormati hukum yang berlaku di Qatar.

“Qatar punya aturan sendiri untuk mengatur masyarakatnya. Lagi pula, Qatar telah mengundang semua orang ke Piala Dunia 2022. Baik orang gay atau heteroseksual, dan mereka hanya ingin semua orang menghormati cara, hukum, dan budaya mereka,” kata Barnes.

“Termasuk Inggris. Karena warna pelangi dan ban lengan One Love untuk mempromosikan sesuatu itu ilegal di Qatar. Kalau dilarang kenapa dilanggar? Hormati saja hukum mereka,” tuturnya.

Berita Terkait : Bale Tak Punya Niatan Pensiun

Karena itu, Barnes menyebut, kritikus Inggris adalah orang munafik karena terus berusaha menemukan kesalahan Qatar. Padahal, tindakan diskriminasi terhadap komunitas kulit hitam justru banyak terjadi di negara mereka sendiri.

“Banyak orang kulit hitam dihentikan, digeledah, dan ditahan hanya karena mereka berkulit hitam. Mending bereskan diri sendiri sebelum kita mulai memberi kuliah dan ceramah ke seluruh dunia,” ujar Barnes. ■