Dark/Light Mode

Pesan Jokowi Ke Erick

Jangan Sampai RI Disanksi FIFA

Sabtu, 1 April 2023 08:17 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah pulang ke Indonesia, Kamis (30/3) malam, setelah bertemu dengan FIFA di Doha, Qatar. Setiba di Tanah Air, Erick langsung menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan dua pesan khusus ke Erick. Yaitu segera membuat cetak biru transformasi sepakbola nasional dan secepatnya berkomunikasi kembali dengan FIFA agar Indonesia tak terkena sanksi.

Erick tiba di Kompleks Istana Jakarta, sekitar pukul 1 siang. Menteri BUMN ini tampil rapi dengan batik lengan panjang warna coklat bercorak biru dengan bawahan hitam. Rambutnya tersisir rapi. Meski begitu, wajahnya tampak masih letih. Kantung matanya tampak menebal. Mungkin masih jetlag setelah menempuh penerbangan dari Doha-Jakarta.

Tiga hari lalu atau Rabu malam, Erick buru-buru terbang ke Doha, Qatar, untuk melobi Presiden FIFA Gianni Infantino agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sayangnya, usaha keras Erick tak bisa mencegah keputusan FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20.

Erick bertemu Jokowi selama 1 jam. Sekitar pukul 2 siang, Erick muncul dan memberikan keterangan pers soal kepada wartawan. Kata dia, dalam pertemuan itu, ia membawa dan menyerahkan surat dari Gianni Infantino kepada Jokowi. Setelah membaca surat itu, Jokowi menginstruksikan dua hal. Pertama, agar PSSI segera membuat peta biru transformasi sepak bola nasional. Instruksi tersebut juga pernah disampaikan Presiden saat pertama kali dirinya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI dan menghadap Presiden Jokowi bersama para Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Baca juga : PLN Pastikan Pasokan Listrik Sumatera Aman Selama Ramadan

“Bapak Presiden menekankan ini harus segera selesai dan harus segera disampaikan kepada FIFA,” kata Erick.

Kedua, Jokowi meminta Erick untuk segera membuka pembicaraan kembali dengan FIFA agar Indonesia tetap menjadi bagian keluarga besar FIFA. Jokowi tidak ingin Indonesia dikucilkan dari ekosistem persepakbolaan dunia. “Saya akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi kepada FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi,” ucap Erick.

Erick mengatakan, saat ini FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia. Erick mengaku siap untuk kembali memenuhi undangan FIFA setelah FIFA mengadakan rapat FIFA Council dalam beberapa waktu ke depan. "Saya tentu bersiap untuk kembali bertemu FIFA,” tuturnya.

Erick lalu bicara alasan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pembatalan itu tidak lepas dari penolakan kepala daerah terhadap Timnas Israel untuk main di Indonesia. FIFA memandang, penolakan itu sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Baca juga : Erick Terima 2 Perintah Dari Jokowi, Jangan Sampai Indonesia Dikucilkan Dari Sepak Bola Dunia

"FIFA ini kan otoritas tertinggi sepakbola di dunia. Dengan segala keberatan-keberatan yang sudah disampaikan, tentu FIFA melihat ini sebuah, ya kalau dibilang, sebuah intervensi," paparnya.

Soal infrastruktur dan keamanan, Erick bilang pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah menandatangani kontrak mengenai penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023. Menurut dia, soal infrastruktur seperti lapangan dan stadion, semua sudah qualified, lolos semuanya.

Di tempat terpisah, Plt Menpora Muhadjir Effendy berharap, FIFA tidak menjatuhkan sanksi lanjutan kepada Indonesia. Kata dia, pemerintah belum siap jika FIFA memberi sanksi kepada Indonesia dalam waktu dekat. "Jadi kami masih berharap supaya FIFA membuat keputusan terbaik untuk Indonesia," kata Muhadjir, Kamis (30/3).

Muhadjir yakin, Indonesia tak mendapat sanksi berat sebab persiapan Piala Dunia U-20 2023 berjalan baik. Dalam hal ini, Muhadjir mengklaim, semua keinginan FIFA bisa dipenuhi Indonesia.

Baca juga : Diresmikan Jokowi, KEK Lido Targetkan Serap Investasi Rp 694 Miliar di 2023

Muhadjir sedih dan kecewa atas keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Namun, ia berharap momen ini dijadikan sebagai tonggak atau lompatan untuk memperbaiki sepakbola nasional.

"Kita harus menatap ke depan, khususnya di dunia persepakbolaan kita untuk kita benahi," pesannya. "Dan kita lupakan semua dan segera bersatu padu kembali untuk membangun keolahragaan nasional khususnya persepakbolaan kita ke depan," katanya lagi.

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni ikut sedih dan kecewa dengan keputusan FIFA. "Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi nyata,” kata Bung Kus, sapaannya, kemarin.

Bung Kus mengingatkan, Indonesia wajib berbenah jika ingin menggelar hajatan berlevel Internasional di masa depan. Ia pun meminta untuk para pemangku kepentingan agar lebih berhati-hati dalam berkomentar.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.