Dark/Light Mode

Selamatkan Indonesia dari Sanksi Berat FIFA

Kemampuan Diplomasi Erick Thohir Diacungi Jempol

Jumat, 7 April 2023 15:40 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menghadiri pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk menegosiasikan kemungkinan sanksi untuk Indonesia, pasca pembatalan ststus tuan rumah Piala Duni U-20. (Foto: Dok. PSSI)
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menghadiri pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk menegosiasikan kemungkinan sanksi untuk Indonesia, pasca pembatalan ststus tuan rumah Piala Duni U-20. (Foto: Dok. PSSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perjuangan Ketua Umum PSSI Erick Thohir melobi FIFA berbuah manis. FIFA menjatuhkan sanksi yang relatif ringan dan bersifat administratif kepada Indonesia seiring pencabutan mandat sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

FIFA hanya "menghukum" dengan pembatasan dana subsidi FIFA Forward.

Terbebasnya Indonesia dari ancaman sanksi berat kemudian disyukuri banyak pihak. Tak terkecuali sejumlah pengamat sepak bola Tanah Air, serta suporter dan pecinta sepak bola Indonesia.

Pengamat Sepak Bola Nasional Akmal Marhali bersyukur usaha keras Erick Thohir yang berhasil melobi Presiden FIFA Gianni Infantino untuk tidak menjatuhkan sanksi berat terhadap Indonesia sehingga memberikan dampak positif bagi sepak bola Indonesia.

Baca juga : Indonesia Berpengaruh Tinggi Di Kancah Diplomasi Regional Dan Global

Akmal mengakui kemampuan lobi Erick Thohir terhadap FIFA yang dinilai sangat luar biasa, meskipun sebenarnya hal itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah, sehingga FIFA hanya menjatuhi sanksi yang relatif ringan yang bersifat administrasi.

“Dalam konteks sanksi, FIFA tetap tegas menjaga kedaulatan mereka ke anggotanya. Pembatasan pengucuran dana FIFA Forward layak disyukuri. Ini hasil kerja lobi PSSI yang tidak mudah. Akan tetapi kita jangan juga lantas kita jemawa. Indonesia harus rendah hati mengakui punya kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan serupa. Walau dihukum ringan, posisi kita salah,” ujar Akmal Marhali, Jumat (7/4).

Dengan sanksi ringan tersebut, kata Akmal, merupakan momentum bagi Erick Thohir melakukan transformasi sepak bola Indonesia, agar kejadian serupa seperti pencabutan menjadi tuan rumah event internasional tidak terulang kembali.

“Kalau kemudian kita ternyata ke depannya tidak bisa melakukan perbaikan bisa jadi jadi lebih berat kan, ini kan kartu kuning yang diberikan kalau kemudian ada kartu kuning kedua bisa jadi sanksi itu yang harus dipahami bangsa kita,” ucapnya.

Baca juga : Erick Sudah Berjuang Keras

Dikatakan Akmal, suporter dan para pecinta tanah air ikut memberikan energi besar yang mengiringi perjalanan Erick Thohir ke Eropa untuk memperjuangkan sepakbola Indonesia tidak terkena sanksi berat. Hingga pulang ke Tanah Air membawa kabar bahagia.

Hal itu tercermin dari dukungan ratusan suporter dan pecinta sepakbola nasional menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama di waktu yang sama ketika Erick Thohir tengah melobi FIFA.

"Konteksnya 1.000 lilin itu adalah konteks kita mengingatkan kepada pemerintah kepada stakeholder bola kita, jangan kemudian sepak bola jadi tunggangan politik itu yang paling penting. Karena faktanya setiap sepak bola dijadikan kendaraan politik kita batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 itu yang saya sampaikan,” jelas Akmal.

Akmal mengingatkan semua pihak untuk berkomitmen agar sepak bola tidak boleh diintervensi dengan urusan politik.

Baca juga : Elektabilitas Kang Emil Turun, Erick Thohir Meroket

"Beruntung lewat lobi-lobi yang ciamik, akhirnya FIFA tidak menghukum Indonesia dengan berat, cuma ke depan kejadian lagi sulit buat kita berkelit. Pemerintah harus berkomitmen terhadap sepak bola, tidak dimasuki intervensi politik,” tegas Akmal.

Sementara itu, mantan wartawan sepak bola sekaligus pakar komunikasi Effendi Gazali mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan semua pihak yang sudah memperjuangkan nasib Indonesia di FIFA.

Menurut Effendi, semua itu adalah perjuangan luar biasa untuk mengatasi kesedihan serius yang menimpa bangsa Indonesia karena dibatalkannya Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"Praktisnya, kita jadi bisa menyaksikan Timnas kita bertarung di SEA Games mulai 29 April. Tidak terbayang bagi kita, kalau kita kena sanksi FIFA dan akibatnya kita terkucil dari pergaulan internasional," kata Effendi, dalam keterangannya, Jumat (7/4).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.