Dark/Light Mode

Kalau Mau Maju, Manajemen Persis Solo Harus Lebih Transparan dan Profesional

Selasa, 29 Oktober 2019 15:05 WIB
Pengamat Olahraga, Fritzs Simanjuntak (Foto: Istimewa)
Pengamat Olahraga, Fritzs Simanjuntak (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di era keterbukaan seperti sekarang ini, pengelolaan klub sepakbola juga harus ditangani secara lebih transparan dan profesional. Terlebih seperti klub Persis Solo yang sudah mengakar dan identik dengan masyarakat Surakarta, Jawa Tengah.

Pemilik klub Persis Solo harus punya orientasi hasil jangka panjang. Baik dalam segi prestasi dan manajemen klub, demi memuaskan stakeholder. Seperti klub anggota yang berjumlah 26 klub, fans fanatik, sponsor, pemangku wilayah dan pengelola Stadion Manahan, Solo.

Hal itu ditekankan Pengamat Olahraga, Fritzs Simandjuntak di Jakarta, Selasa (23/10).

Fritzs menyoroti problem yang dialami Persis Solo, salah satu klub tertua di Indonesia yang lahir pada tahun 1923. Meski sejak 2015, klub tersebut sudah berbadan hukum dengan nama PT Persis Solo Saestu (PSS), dan pada tahun 2016 juga telah menggandeng PT Syahdana Property Nusantara (SPN) sebagai investor, Persis Solo belum juga bangkit dari keterpurukan prestasi.

Baca juga : Harus Dekat Sekali Atau Sekalian Melawan

Juara perserikatan tujuh kali itu harus puas bermain di Liga 2, dan belum bisa promosi ke Liga 1.

"Di era terbuka seperti sekarang ini, di mana informasi bisa diakses siapa saja, serta indikator keberhasilan dalam pengelolaan klub sepakbola bisa diukur dari berbagai faktor, seperti prestasi, kualitas pemain atau pelatih yang dikontrak, serta track record pemilik atau manajemen klub, maka klub sepakbola harus transparasi dalam pengelolaannya. Jika tidak, maka yang muncul adalah ketidakpercayaan, hilangnya dukungan. Akhirnya, terjadi penolakan atau boikot terhadap klub tersebut," jelasnya.

Problem yang tengah menimpa Persis Solo bermula dari pelepasan 70 persen saham, dari total 90 persen saham yang dimiliki oleh SHW di PT PSS kepada Vijaya Fitriasa, tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Artinya, akuisisi tersebut dinilai tidak sah dan cacat hukum. Sebab, hal itu dilakukan tanpa melibatkan Her Suprabu sebagai perwakilan masyarakat Solo, dan 26 klub internal Persis yang memiliki saham di situ.

Baca juga : Mahfud: Masjid Pemerintah Harus Sebarkan Kedamaian

Terkait proses akuisi yang bermasalah tersebut, belakangan diperoleh info bahwa kepemilikan saham mayoritas atas Persis, dipakai oleh Vijaya Fitriasa untuk melegitimasi ambisinya mengincar posisi elit di tubuh PSSI.

Namanya tercatat sebagai satu di antara delapan calon ketua umum PSSI, yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) nomor 3/10/2019.

Selain itu, janji yang pernah dihembuskan Vijaya, seperti mendatangkan pemain asing yang bemain di level 2 di negara asalnya untuk memperkuat skuad Persis Solo, sampai saat ini juga belum terpenuhi.

Rekam jejak Vijaya pun dipertanyakan. Selain hanya tercatat sebagai pemilik klub lokal Jakarta United Football Club (JUFC), dengan prestasi sebagai juara Liga 3 DKI Jakarta, Vijaya juga tidak punya pengalaman mengelola klub profesional yang berlaga di kompetisi nasional Liga 1 ataupun Liga 2.

Baca juga : Saran Qodari, Menteri Kabinet Baru Harus Pengalaman Atasi Konflik Sosial

Dengan menjadi owner baru Persis, maka rekam jejaknya akan bertambah. Telah mengelola klub sepakbola profesional, meskipun baru sebatas Liga 2.

Tak heran, jika hingga saat ini, suporter dan Wali Kota Surakarta selaku pemangku wilayah dan pengelola Stadion Manahan, Solo masih menanti Vijaya dan Sigit Haryo Wibisono, pemilik saham terbesar kedua Persis Solo juga untuk menjelaskan secara terbuka apa yang tengah terjadi di klub tersebut. Serta menuntut supaya polemik perihal akuisisi saham segera diakhiri, dengan membicarakan hal ini di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Saya menyarankan agar manajemen Persis Solo lebih terbuka dan transparan, dalam menjelaskan apa yang terjadi dan rencana jangka panjang klub tersebut. Termasuk, soal akuisisi yang menjadi problem tersebut. Transparansi harus dilakukan, karena hal itu berpotensi mengundang investor-investor lain, yang memang ingin serius membangun Persis Solo," ujar Fritzs. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.