Dark/Light Mode

Voters Pertanyakan Surat Sesmenpora Ke FIFA

Rabu, 10 April 2019 16:26 WIB
Logo PSSI. (Istimewa)
Logo PSSI. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para anggota dan pemilik hak suara atau voters Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mempertanyakan langkah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Sesmenpora) RI Gatot S Dewo Broto berkirim surat ke Asian Football Confederation (AFC) atau Konfederasi Sepak Bola Asia dan Federation of International Football Association (FIFA) yang “berbuah” pada kunjungan delegasi AFC/FIFA ke Jakarta, untuk membantu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyelesaikan masalahnya.

“Kita khawatir saja, nanti dikira pemerintah mengintervensi PSSI,” ungkap Ketua Asosiasi Provinsi PSSI DI Yogyakarta Bambang Kuncoro. “Lalu, apa motif Sesmenpora berkirim surat ke AFC/FIFA?” timpal Presiden Persijap Jepara Esti Puji Lestari. Keduanya dihubungi secara terpisah, Rabu (10/4/2019).

Keduanya mengaku menghargai Sesmenpora yang aktif membantu, tapi seharusnya dipertimbangkan konsekuensinya, yakni melangkahi PSSI dan anggotanya dalam berkorespondensi dengan AFC/FIFA, di samping khawatir ada tuduhan intervensi. Bakun, panggilan akrab Bambang Kuncoro, mempertanyakan, bukankah keputusan Komite Eksekutif PSSI pada 19 Maret 2019 lalu sudah jelas, yakni PSSI harus menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) sesegera mungkin untuk memilih pengurus baru?

Baca juga : IPW Pertanyakan Kasus Plt Ketum PSSI

“Kalau tujuan delegasi AFC/FIFA ke Jakarta untuk membantu PSSI menyelesaikan masalahnya, bukankah solusi dari PSSI sendiri sudah jelas, yakni KLB? Atau Kemenpora punya hidden agenda (agenda terselubung)?” tanyanya.

Esti juga mengaku heran dengan langkah Sesmenpora Gatot S Dewo Broto yang terkesan hendak membelokkan persoalan PSSI ke arah yang lebih rumit, karena solusi untuk PSSI sejatinya sudah jelas, yakni KLB pasca-pengunduran diri Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI dalam Kongres PSSI di Bali, 20 Januari 2019, serta penggantinya, yakni Joko Driyono selaku Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI dinyatakan sebagai tersangka penghilangan barang bukti perkara match fixing dan ditahan.

“FIFA tak perlu terlalu jauh melangkah, cukup memberi rekomendasi bagi PSSI untuk menggelar KLB. Bukankah konon PSSI sudah berkirim surat ke FIFA untuk minta rekomendasi KLB?” tanya Esti.

Baca juga : Mensos Gelorakan Restorasi Sosial

Mestinya, kata Esti, pihak Kemenpora mengajukan lembaga independen seperti Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) untuk berdiskusi dengan AFC/FIFA, sehingga pemerintah bebas dari kecurigaan intervensi di satu sisi, di sisi lain bebas dari tuduhan cari muka ke Presiden Joko Widodo mengingat saat ini Menpora Imam Nahrawi dikaitkan dengan kasus suap KONI.

Apalagi KPSN selama ini telah bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri dalam memberantas match fixing (skandal pengaturan skor pertandingan) demi menciptakan PSSI yang bersih sehingga sepak bola Indonesia bisa berprestasi. “Kalau Sesmenpora yang berkirim surat langsung kepada FIFA, itu bisa ditafsirkan intervensi, hal mana melanggar Statuta PSSI dan Statuta FIFA sendiri,” paparnya.

Dengan mengajukan KPSN sebagai mitra diskusi AFC/FIFA, lanjut Esti, maka pemerintah tak akan dituduh intervensi. “Tapi itu belum terlambat. Masih ada waktu bagi Kemenpora untuk mengajukan KPSN, atau mengarahkan delegasi AFC/FIFA bertemu KPSN guna membahas KLB PSSI yang sudah diputuskan Komite Eksekutif.

Baca juga : Ini Harapan Komisi I DPR

KLB adalah solusi terbaik bagi kondisi PSSI saat ini. Pemerintah RI tak perlu mengundang campur tangan pihak asing terlalu jauh. Yang kita butuhkan dari FIFA cuma rekomendasi untuk menggelar KLB PSSI,” tandasnya.

Seperti diberitakan, delegasi AFC/FIFA, Rabu hingga Kamis (10-11/4/2019) berada di Jakarta. Mereka dikabarkan akan membereskan sejumlah masalah yang membelit PSSI. Rencana kunjungan delegasi AFC/FIFA itu diketahui melalui surat yang diterima oleh Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Selasa (9/4/219).

Surat tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari Gatot pada 5 April 2019. Gatot, yang mengatasnamakan perwakilan Pemerintah RI bersurat kepada Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samba Diouf Samoura menanyakan peluang perwakilan FIFA untuk duduk satu meja dengan Pemerintah RI saat berkunjung ke Jakarta. Kemenpora berharap bisa membahas kondisi PSSI bersama FIFA. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.