Sebelumnya
“Dengan Presiden Xi Jinping, masih dibicarakan, belum final,” ucapnya.
Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Presiden Jokowi akan melakukan tes dinamis kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Presiden China Xi Jinping pada Rabu (16/11) mendatang.
“Ya bisa lah (uji coba dengan Xi Jinping),” katanya.
Luhut mengatakan, meski terjadi pembengkakan biaya, progres proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan baik.
Baca juga : Preskom PTPP Sidak Ke-3 Proyek Di Jakarta Dan Tangerang
Luhut mengklaim, pembiayaan kereta cepat masih berlandaskan business-to-business atau b to b.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada opsi menggelontorkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun, mantan Menko Polhukam ini tak menutup kemungkinan jika penambahan biaya proyek akan ditanggung dari APBN. Karena, saat ini APBN masih mampu menampung pendanaan proyek tersebut.
“Kita lihat nanti, karena APBN juga dapat (penerimaan) pajak hampir lebih dari Rp 12 triliun kalau saya tidak keliru. Jadi, kalaupun APBN nanti mensubsidi, saya kira masih masuk lah,” ujarnya.
Budi Karya Sumadi mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang rencananya akan mulai diuji coba menjelang perhelatan puncak G20 pada November 2022, belum terhubung tuntas sampai Jakarta.
Namun, BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi ini, memastikan seluruh rel yang akan terpasang dan bisa dilalui saat uji coba yang akan disaksikan Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping, masih area di Bandung.
Rute yang tuntas untuk jalur uji coba mulai dari Padalarang, Bandung Barat sampai dengan Tegalluar.
“Konteksnya di sana rel sudah selesai, bisa dilalui. Tapi dari Padalarang sampai Tegalluar,” katanya.
Baca juga : Zulhas Lepas 36 Kontainer Migor Dari Pelabuhan Tanjung Perak
BKS memastikan, proyek strategis nasional itu akan beroperasi pada Juni 2023. Sampai dengan target pengoperasian itu, rel kereta cepatnya segera tersambung sampai Jakarta.
Sekadar informasi, awalnya proyek ini direncanakan memakan biaya 6,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86,5 triliun, namun diperkirakan membengkak hingga menjadi sekitar 8 miliar dolar AS. Artinya, naik sekitar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 27,09 triliun. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.