Dark/Light Mode

Hoya Gencar Kampanyekan Bahaya Myopia

Minggu, 19 Mei 2024 23:09 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Hoya Vision Care produsen lensa asal Jepang, secara berkelanjutan melakukan edukasi tentang bahaya Myopia atau rabun jauh melalui program MiYOSMART Goes to School (MGTS).

MiYOSMART merupakan lensa kacamata terapi rabun jauh hasil inovasi Hoya yang sudah melewati uji klinis selama enam tahun.

Selain mampu mengoreksi dan menghadirkan penglihatan yang jelas, kelebihan dari lensa kacamata terapi MiYOSMART adalah dapat menahan pertumbuhan Myopia pada anak secara bersamaan.

Pada tahun ini, MGTS dilakukan lebih masif dalam sebuah kegiatan memperingati Myopia Week yang digelar di sejumlah sekolah pada 13-19 Mei 2024.

Managing Director Hoya Lens Indonesia Dodi Rukminto menuturkan, Myopia Week bertujuan untuk menyebarkan informasi bahwa Myopia sedang berkembang dan mempengaruhi anak-anak di seluruh dunia.

Serta, memberikan edukasi tentang opsi perawatan untuk menahan laju perkembangannya.

Baca juga : Aset-asetnya, Ayo Sita Segera!

"Kami ingin menggerakan kepedulian orang tua terhadap kondisi kesehatan anaknya melalui pengecekan mata, edukasi kesehatan mata oleh para ahli, serta menginformasikan adanya opsi kontrol yang telah teruji klinis dan terbukti efektif menahan pertumbuhan Myopia rata-rata 60 persen yaitu lensa kacamata terapi MiYOSMART," kata Dodi dalam keterangan resminya, Minggu (19/5/2024).

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di berbagai sekolah pada 800 anak usia 5-15 tahun atau tingkat TK hingga SMP, 67 persen terdeteksi mengalami gangguan refraksi, dan 56 persen di antaranya merupakan Myopia.

Dari jumlah tersebut, hanya kurang dari 50 persen yang telah dikoreksi atau mendapatkan penanganan berupa kacamata single vision.

"Penggunaan lensa MiYOSMART membantu penglihatan dan juga menghambat perkembangan Myopia. Jadi, tidak benar kalau ada anggapan bahwa penggunaan kacamata justru memperparah Myopia," jelasnya.

Dodi menambahkan, selain penggunaan lensa kacamata terapi MiYOSMART untuk mengendalikan Myopia, Hoya juga terus mengkampanyekan perubahan gaya hidup yang untuk mendukung kesehatan mata dan aktivitas luar ruangan yang sudah terbukti bisa menghambat pertumbuhan gangguan penglihatan ini.

Selain itu, Hoya juga terus membangun kemitraan dengan sekolah-sekolah, para profesional perawatan mata dan optik dalam untuk mengkampanyekan kesehatan mata dan memerangi peningkatan kasus Myopia di kalangan anak-anak.

Baca juga : Meriahnya Pentas Drama Musikal Sahabat Anak Indonesia

Dokter spesialis mata Universitas Sam Ratulangi Manado dr. Ratna Dewi Dwi Tanto mengaku prihatin dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Myopia dan pentingnya pemeriksaan mata sejak dini.

Padahal, pemeriksaan mata secara dini dan rutin dapat membantu mempercepat penanganan dan mengurangi kondisi Myopia yang diderita anak.

Menurut dokter yang berkontribusi memberikan edukasi di Sekolah Santo Yakobus Jakarta Utara ini, banyak faktor yang menjadi alasan Myopia belum menjadi perhatian bersama.

Termasuk di lingkungan medis sekalipun, antara lain kurangnya pemahaman tentang risiko jangka panjang yang bisa menimbulkan penyakit mata serius seperti degenerasi makula atau retinal detachment.

Selain itu,  kebanyakan anak cenderung tidak mengeluhkan kelainan pandangannya yang buram.

Ratna Dewi melihat masyarakat juga belum banyak yang mengetahui tentang opsi pengendalian Myopia yang efektif, seperti terapi kacamata khusus, lensa kontak, atau terapi farmakologis.

Baca juga : Rivera Kenalkan Wahana Baru dan Tawarkan Banyak Promo

Bahkan, di tengah masyarakat muncul persepsi bahawa Myopia adalah masalah kosmetik belaka yang dapat diatasi dengan kacamata atau lensa kontak, tanpa menyadari potensi konsekuensi jangka panjangnya.

"Ada mitos juga yang sangat menyesatkan di beberapa kalangan masyarakat yang meyakini bahwa memakai kacamata pada usia dini adalah aib," katanya.

Ia menilai, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Myopia bisa dilakukan dengan menggencarkan penyuluhan oleh berbagai pihak.

Mulai dari pemerintah, lembaga kesehatan, hingga organisasi non-profit, untuk memasukkan materi perawatan mata dalam mata pelajaran dan ekstrakurikuler sekolah.

Juga, memberikan arahan kepada orangtua agar membatasi anaknya dari paparan layar elektronik, memperbanyak layanan kesehatan mata yang terjangkau, hingga penelitian dan pengembangan akademisi dan dunia medis.

"Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman tentang risiko yang terkait dengan Myopia serta opsi pengendalian yang tersedia, diharapkan bahwa perhatian terhadap masalah ini akan meningkat, termasuk di kalangan tenaga medis," ucapnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.