Dark/Light Mode

Kontoversi Kenaikan Uang Kuliah

Kampus Kok Berbisnis Sama Mahasiswanya

Senin, 20 Mei 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi X DPR Illiza Saaduddin Djamal.
Anggota Komisi X DPR Illiza Saaduddin Djamal.

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi X DPR mengecam kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai 500 persen untuk mahasiwa baru di sejumlah kampus tahun ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diingatkan tidak membuka peluang kampus berbisnis dengan para mahasiswanya melalui UKT.

Anggota Komisi X DPR Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan, kenaikan uang kuliah ini sangat memberatkan mahasiswa.

“Kebijakan menaikkan UKT ini tidak mempertimbangkan keberlanjutan pendidikan anak bangsa. Kita tahu Indonesia tidak cukup sejahtera sehingga tidak bisa kampus seenaknya menaikkan UKT,” kata dia di Jakarta, kemarin.

Baca juga : 10 Ribu Puskesmas Terakses Internet

Illiza mengaku terkaget-kaget dengan kenaikan UKT yang sangat drastis ini, sesuatu yang sangat tidak manusiawi. “Kita ingin mencapai Indonesia emas 2045, generasi emas. Sementara mereka terkendala dengan pembiayaan,” ujar politisi Fraksi PPP ini.

Dia menilai, banyak persoalan di kampus seperti Pinjaman Online (Pinjol) begitu ditelusuri ternyata biang keroknya karena kenaikan UKT. Hal ini pula yang membuat tak sedikit mahasiswa gagal melanjutkan kuliahnya. Padahal, tugas pendidikan adalah memanusiakan manusia.

Lahirnya Kebijakan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), lanjutnya, memerikan keleluasaan untuk bisa mendapatkan dukungan pembiayaan. Namun, mencari dana tidak dengan memberatkan mahasiswa tapi terobosan dan inovasi yang lebih mencirikan kampus.

Baca juga : Pertamina Sukses Serap Produk UMKM Terbanyak

Dia mencontohkan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk berbagai produk yang dihasilkannya, seperti minyak wangi, lotion, dan minyak nilam. Kerja sama komersial ini nantinya berdampak terhadap peningkatan keuangan dari kampus itu sendiri.

“Nah ketika anggaran dengan kreativitas kampus itu bertambah, harusnya uangnya (UKT) menurun, bukan meningkat. Belum lagi fasilitas kampus secara infrastruktur itu masih sangat minim, masih sangat kurang di beberapa kampus terutama di daerah-daerah,” ujarnya.

Dia memastikan persoalan UKT ini disuarakannya dalam rapat kerja bersama Menteri Pedidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Bahwa, kampus tidak boleh semena-mena dengan aturan yang ada. Dengan dalih pengembangan, kampus tega menaikkan UKT sangat besar sehingga malah mengorbankan mahasiswa. “Buat apa kampus megah kalau hanya dinikmati segelintir orang,” sentilnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.