RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan produksi industri alat berat. Hal ini seiring dengan tumbuhnya permintaan di berbagai sektor dalam mendukung pembangunan infrastruktur serta pengolahan bidang pertambangan dan perkebunan.
Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri mencapai 8.066 unit pada tahun 2023.
Produksi tahun lalu menjadi capaian kedua terbanyak sepanjang sejarah, setelah tahun 2022 yang menghasilkan hingga 8.826 unit.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk memacu produk alat berat yang inovatif dan berdaya saing, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang kompeten.
Baca juga : WSBP Pastikan Bisnis Dan Operasional Tetap Jalan
Menurutnya, industri alat berat merupakan salah satu sektor industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, produk industri ini dibutuhkan oleh sektor pertambangan, infrastruktur, serta sektor perkebunan dan pertanian.
“Hal ini sejalan dengan upaya menjalankan kebijakan hilirisasi,” kata Agus dalam keterangannya, Jumat (7/6/2024).
Dilanjutkan Agus, untuk memenuhi kebutuhan SDM industri alat berat yang terampil, Kemenperin terus memperkuat dan mengembangkan program pendidikan vokasi melalui kerja sama dengan industri. Peran ini dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).
“Kami terus berupaya memaksimalkan peran dalam menyusun peraturan dan kebijakan yang mendukung ekosistem vokasi berjalan dengan baik,” ujar Agus.
Baca juga : Tugas Personel Damkar Kini Udah Jadi Palugada
Seiring dengan upaya yang dilakukan Kemenperin, Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan juga meminta agar industri alat berat membuka diri dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
“Kami terus melakukan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, sesuai dengan tuntutan pasar kerja di sektor industri. Salah satunya melalui Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta,” ujar Masrokhan.
Menurutnya, unit pendidikan Kemenperin telah menyelenggarakan program setara Diploma 1 untuk program studi manufaktur alat berat, dari hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan PT Komatsu Indonesia.
“Ini wujud nyata penyelenggaraan pendidikan vokasi Kemenperin yang berkolaborasi dengan pelaku industri dalam negeri,” ujar Masrokhan.
Baca juga : Garuda Siapkan Kemenangan
Dia menjelaskan, program kolaborasi dengan industri ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan industri alat berat, sehingga lulusannya nanti bisa menjadi tenaga-tenaga terampil yang akan berkontribusi pada peningkatan kinerja industri alat berat nasional.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.