BREAKING NEWS
 

Pameling, Alpukat Unggulan Baru dari Malang yang Prospektif Ekspor

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : UJANG SUNDA
Jumat, 31 Januari 2020 17:09 WIB
Pohon alpukat pameling (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Malang tak hanya dikenal sebagai penghasil apel dan jeruk keprok. Kini, Malang juga dikenal sebagai penghasil alpukat unggul. Namanya, pameling.       

Dulu, buah asli dari Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, ini dinamai alpukat arjuno. Kemudian oleh Bupati Malang diberi nama pameling. Nama ini menunjukkan harapan warga, agar setiap orang yang telah melihat dan mencicipi kelezatannya akan terus mengingatnya (tereling-eling dalam bahasa Jawa).    

Salah satu anggota Kelompok Tani Karya Makmur 2 Desa Wonorejo, Sunyoto, mengatakan bahwa alpukat ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alpukat kebanyakan di Kabupaten Malang. Ukuran buah ini tergolong jumbo, mulai dari 600 gram hingga 2 kilogram dengan bentuk buah agak lonjong.      

Baca juga : 92 Warga Singapura Yang Baru Dievakuasi Dari Wuhan, Langsung Dikarantina 14 Hari

"Daging buahnya tebal, berwarna kuning mentega dan bijinya relatif kecil. Selain itu, tanaman ini memiliki produktivitas tinggi mencapai 150-200 kilogram per pohon dan termasuk tanaman yang genjah karena pada umur 2 tahun sudah mulai belajar berbuah. Soal rasa jangan ditanya, pulennya juara dan siap diadu dengan alpukat unggulan lainnya," terang Sunyoto.        

Keunggulan lainnya adalah berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Tanaman ini tidak pernah berhenti berbuah. "Dalam satu pohon ada cabang yang sudah berbuah, ada yang berbuah kecil, bahkan ada yang masih berbunga," tambahnya.      

Adsense

Deretan keunggulannya tersebut mengantarkan buah ini sebagai juara II kontes buah unggulan nasional yang diselenggarakan dalam rangka PENAS di Aceh pada 2017. Kemudian pada 2019, alpukat ini resmi didaftarkan dan dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai alpukat unggulan nasional.      

Baca juga : Industri Pengolahan Jadi Andalan Ekspor Nasional

Sunyoto mengaku, harga pada panen raya adalah Rp 30 ribu per kilogram. Sedangkan pada saat panennya sedikit harganya mencapai Rp 50-60 ribu per kilogram. Harga buah ini sangat bagus dan menguntungkan bagi petani. Saat ini pemasaran alpukat Pameling baru mencapai daerah Jawa Timur saja dan sudah masuk ke pasar-pasar premium.       

"Kami berharap alpukat pameling ini dapat dinikmati oleh konsumen di seluruh Indonesia bahkan di ekspor ke luar negeri. Beberapa waktu yang lalu sudah ada calon pembeli dari Jerman dan Swiss yang ke sini dan mencicipi dan respon mereka sangat positif," ujarnya.      

Gayung bersambut, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mengalokasikan pengembangan kawasan di Kabupaten Malang seluas 100 hektare. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengungkapkan bahwa alpukat merupakan salah satu komoditas buah berpotensi ekspor. Komoditas ini didorong untuk dapat menembus pasar ekspor karena tinggi permintaan.    

Baca juga : Alasan Surat Panggilan Belum Diterima, Nurhadi Cs Mangkir Lagi

Dirjen yang biasa dipanggil Anton menjelaskan, angka BPS menunjukkan bahwa ekspor alpukat pada 2018 kurang lebih 200 ton dengan nilai Rp 2,4 miliar. Di 2019 sampai dengan November mengalami peningkatan menjadi lebih dari 230 ton.       

"Kami fokus mengembangkan komoditas hortikultura yang berpotensi ekspor karena sejalan dengan program yang digaungkan Menteri Pertanian, yaitu GRATIEKS (Gerakan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat) dan alpukat salah satunya. Untuk 2020, kami pilih daerah Jawa Timur dulu sebagai percontohan," terang Anton.    

Selain pengembangan kawasan, tamban Anton, akan juga didukung untuk off farm yaitu fasilitasi pasca panen hingga pemasarannya. "Besar harapan kami untuk Alpukat Pameling dapat dikembangkan secara luas dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan keluar negeri. Kami akan fokus untuk peningkatan produksi dan mutu yang tujuannya adalah ekspor-ekspor dan ekspor terus," tutup Anton optimistis. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense