Sebelumnya
“Dibutuhkan kerja sama antar Kementerian, perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan swasta, serta akademisi untuk menyukseskan hal tersebut. Indonesia saat ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam era kendaraan listrik,” imbau Toto.
Toto menambahkan, Indonesia memiliki sumber mineral yang banyak, yaitu nikel dan kobalt. Di samping itu, memiiki pasar kendaraan Indonesia yang potensial. Ia optimistis hal tersebut bisa diwujudkan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan siap mendukung industri baterai dalam hal pembiayaan.
Baca juga : Resmikan Perpustakaan Baru, Kota Sungai Penuh Siap Ciptakan Masyarakat Produktif
“Nilai investasi 15,3 miliar dolar AS itu bukan angka sedikit. Harus dikeroyok ramai-ramai. Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama bagaimana sukseskan baterai EV ini. Bank Mandiri tentu akan sangat senang untuk support IBC,” tutur Group Head Corporate Banking 5 Group Bank Mandiri Midian Samosir.
Menurut Midian, hal ini sejalan dengan peran Bank Mandiri sebagai agen pembangunan. Sehingga pihaknya berkomitmen menjalankan praktik keuangan bekelanjutan. Di mana industri baterai ini menjadi salah satu agenda pengembangan energi di Indonesia.
Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahjana Wirakusumah menambahkan, kontribusi pengembangan industri akan berdampak pada terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat. “Akan ada 23 ribu tenaga kerja yang terserap, dan kita bisa saving 9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 129,9 triliun,” terangnya.
Baca juga : Bantu Target Pertumbuhan Ekonomi, Perbankan Siap Gelontorkan Kredit Industri
Agus optimistis industri baterai akan sukses jika semua pihak bahu-membahu. Hal ini berkaca pada berbagai negara yang telah memberikan insentif luar biasa kepada perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Di beberapa negara, pemerintahnya memberikan uang tunai kepada pembeli kendaraan listrik berbasis baterai itu seperti Norwegia dan China.
“Bahkan beberapa negara mulai melarang kendaraan bermesin pembakaran atau Internal Combustion Engine (ICE) jangan ada dijual lagi. Di Belanda mulai 2030, di Norwegia pada 2025,” kata Komisaris Utama IBC ini.
Atas dasar itu, sambung dia, maka permintaan kendaraan listrik berbasis baterai akan tumbuh. Bahkan diperkirakan pada 2040, kendaraan listrik berbasis baterai ini akan menguasai pangsa pasar kendaraan sekitar 57 persen, menggantikan kendaraan ICE yang hanya sekitar 43 persen. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.