BREAKING NEWS
 

Riset ITB, Menristek Siapkan Mitigasi Bencana Di Pulau Jawa

Reporter : KINTAN PANDU JATI
Editor : MUHAMAD FIKY
Kamis, 1 Oktober 2020 03:10 WIB
Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro saat menjelaskan hasil riset ITB soal adanya bencana besar secara virtual, Rabu (30/9)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah telah menyiapkan berbagai mitigasi terhadap hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) akan ada gempa megathrust yang disusul dengan tsunami besar setinggi 20 meter di Selatan Pulau Jawa, mulai dari penyediaan alat INA-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menegaskan, hasil riset terkait potensi gempa besar dan tsunami setinggi 20 meter bukan untuk menakut-nakuti masyarakat.

"Ini adalah suatu pembahasan secara scientific adanya gap (celah) di Selatan Pulau Jawa yang memang ada kemungkinan menimbulkan gempa dalam skala besar maupun tsunami yang mengikutinya," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/9).

Bambang mengungkapkan, antusiasme masyarakat terhadap hasil riset ini sangat tinggi. Baru dipublikasi pada 17 September 2020 yang mengakses sudah lebih dari 6.000 kali.

Baca juga : Kompetisi Ditunda, Persib Liburkan Pemain Sepekan dan Atur Ulang Jadwal

Bambang menjelaskan, belum ada metode atau teori yang dapat memprediksi kapan gempa terjadi. 

Menurutnya, hasil riset tersebut merupakan bentuk mitigasi jika suatu saat hal itu benar terjadi. 

Adsense

"Jadi memang dampak itu belum bisa diprediksi di awal, sehingga riset yang dilakukan ITB itu untuk kita lebih waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan bencana tersebut," jelasnya.

Dirinya menilai, penelitian ini lebih mengedepankan harus antisipatif, siap siaga, dan harus mengupayakan mitigasi bencana itu sendiri. 

Baca juga : Kemenhub Siapkan 50 Fasilitas Parkir Sepeda di Jakarta

"Kita ada di wilayah ring of fire. Daerah rentan terhadap gempa bumi, tsunami, gunung berapi," ujarnya.

Kemenristek sendiri, kata Bambang, telah menyiapkan berbagai mitigasi terhadap hasil penelitian, mulai dari penyediaan alat INA-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).

Sistem yang pertama adalah Buoy Tsunami yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya gelombang tsunami melalui Ocean Bottom Unit (OBU) yang diletakkan di dasar laut.

Sistem kedua menggunakan sistem kabel laut dari OBU yang ditempatkan di laut dalam, akan dihubungkan ke tower atau mercusuar di pantai dengan menggunakan kabel, dan diteruskan ke stasiun RDS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca juga : Swiss-Belresort Dago Heritage Hadirkan Paket "The Plaza"

"Kita harapkan buoy dan kabel yang disiapkan itu nantinya bisa menyelamatkan lebih banyak orang apabila terjadi kejadian bencana yang tentunya sangat tidak kita harapkan. Tapi sekali lagi, kita harus tetap siaga," ucapnya. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense