BREAKING NEWS
 

Kemarin Ketemu Zelenskyy, Hari Ini Ketemu Putin

Jokowi: Hentikan Perang!

Reporter : BAMBANG TRISMAWAN
Editor : ADITYA NUGROHO
Kamis, 30 Juni 2022 06:22 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Zelenskyy berbincang di Istana Maryinsky, Kyiv. (Foto: Twitter Jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Begitu tiba di Ukraina, Presiden Jokowi langsung melakukan banyak agenda. Setelah melihat-lihat bangunan yang dibom Rusia, juga membagikan bantuan ke korban perang, Jokowi langsung bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Hari ini, Jokowi juga dijadwalkan akan langsung bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Kepada kedua kepala negara itu, Jokowi meminta: stop perang!

Pertemuan Jokowi dengan Zelenskyy digelar di Istana Maryinsky, Kiev, sekitar pukul 3 sore waktu setempat. Zelenskyy menyambut langsung Jokowi di pintu masuk, lalu mempersilakan Jokowi masuk. 

Dalam pertemuan ini, Jokowi tampil tanpa mengenakan jas. Mantan Wali Kota Solo itu, tampil dengan setelan khasnya. Mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung sesiku, bawahan hitam, dan sepatu kets warna senada. Sebuah pin presiden tersemat di dada kirinya. Rambutnya tersisir rapi. 

Zelenskyy pun tampil tanpa mengenakan jas. Setelah negaranya diserang Rusia, presiden berlatar belakang pelawak ini, sudah tak pernah terlihat dalam balutan jas. Ia lebih sering tampil dengan kemeja lapangan warna army dan sepatu kets. Wajahnya yang klimis pun, dibiarkan brewokan. 

Baca juga : Bamsoet Puji Keberanian Jokowi Temui Zelenskyy-Putin di Tengah Konflik Bersenjata

Di akun Instagram miliknya, Jokowi membagikan foto pertemuan dengan Zelenskyy. Salah satunya menampilkan saat keduanya mengobrol di meja bundar kecil di dalam Istana. "Perjalanan saya ke ibu kota Ukraina dan bertemu Presiden Zelenskyy semata-mata untuk membawa misi perdamaian," tulis Jokowi. 

Pesan serupa disampaikan Jokowi saat menyambangi salah satu apartemen yang hancur di Kota Irpin. “Kita harapkan tidak ada lagi kota-kota yang rusak di Ukraina akibat perang,” ujar Jokowi.

Sampai berita ini ditulis pukul 11 tadi malam, Biro Pers Istana belum mengabarkan apa hasil pertemuan tersebut. Namun, usai pertemuan, Jokowi dan Ibu Iriana dijadwalkan kembali ke Stasiun Central Kiev untuk kembali ke Stasiun Przemysl di Polandia menggunakan Kereta Luar Biasa. Dari Polandia, Jokowi dijadwalkan terbang ke Moskow untuk menemui Putin. 

Adsense

Apakah usaha Jokowi mendamaikan Rusia dan Ukraina akan berhasil? Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana mengatakan, kemungkinan untuk kedua negara melakukan gencatan senjata masih terbuka. Kata dia, ada dua syarat yang harus dipenuhi Ukraina agar bisa berdamai dengan Rusia. 

Baca juga : Paloh All Out Jual Anies

Pertama, Ukraina memberikan jaminan tidak menyerang warga negaranya di Donbass yang mempraktekkan budaya Rusia. Donbass adalah wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Sebagian warga di sana sudah mempraktekkan kebudayaan dan berbahasa Rusia. Karena alasan melindungi warga Donbass ini juga, Rusia membuat perjanjian dengan Republik Donetsk dan Luhansk.

“Jadi mudah-mudahan itu yang disampaikan Presiden Jokowi kepada Presiden Zelenskyy. Karena hasil pertemuan itu yang akan dibawa ke Rusia," kata Hikmahanto, kemarin. 

Syarat kedua, lanjut dia, adalah jaminan bahwa Ukraina tidak akan diterima menjadi anggota NATO. "Dua itu saja sudah bisa menghentikan Presiden Putin menghentikan serangan itu," ungkapnya. 

Pengamat internasional, Dinna Prapto Raharja menyampaikan hal serupa. Kata dia, Indonesia adalah negara yang cukup disegani di Kawasan Asia. Posisi geografis, kepentingan ekonomi negara-negara Barat dan Rusia di Asia yang besar, membuat Indonesia mempunyai daya tawar agar resolusi damai bisa didengar. 

Baca juga : Bertemu Menlu Arab Saudi, Jokowi Apresiasi Pencabutan Larangan Ke Indonesia

Selain itu, kata dia, hubungan Indonesia dengan Rusia maupun Ukraina juga sangat baik. Indikator yang paling nampak dari relasi itu, tidak adanya penolakan atas rencana kunjungan Jokowi dari  Zelenskyy maupun Putin. "Seberapa berhasil? Tergantung kepiawaian tim Presiden Jokowi," kata Dinna, kemarin. 

Pendiri Synergy Policies ini menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyukseskan misi ini. Pertama, tidak mengandalkan diplomasi megaphone atau mengeluarkan pernyataan di media massa yang berpotensi menaikkan eskalasi. Selain itu, proses menuju perdamaian tak bisa langsung dicapai dalam satu kali pertemuan. Butuh proses dari kedua belah pihak. 

Kedua, sejauh mana Indonesia bisa meyakinkan negara-negara Barat untuk menghentikan segala sanksinya terhadap Rusia. Sebab, jika negara-negara Barat terus memojokkan Rusia, perang akan terus berlangsung.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense