BREAKING NEWS
 

Konflik AS Vs China Rawan Picu Ketegangan

ASEAN Diwanti-wanti Tak Terseret Cekcok

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MELLANI EKA MAHAYANA
Rabu, 15 Februari 2023 06:25 WIB
Ilustrasi bendera AS dan China. (Foto : Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Negara Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) diwanti-wanti agar tidak terseret konflik Amerika Serikat (AS) dan China yang belakangan ini makin memanas. Sebab, perseteruan kedua negara itu berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi dunia.

AS dan China sedang saling tuding soal kepemilikan balon udara yang terbang di wilayah udara masing-masing tanpa izin.

Diberitakan Reuters, kemarin, Direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan Universitas Columbia University Jeffrey D Sachs mengatakan, ketegangan yang terjadi antara AS dan China bisa berdampak serius bagi seluruh dunia, seperti perang Rusia vs Ukraina.

“Kami butuh China dan Amerika Serikat agar berkomunikasi untuk melakukan negosiasi,” ujar Sachs.

Menurut dia, konflik geopolitik yang terjadi di antara negara-negara besar dapat memaksa negara-negara lain seperti ASEAN untuk berpihak terhadap salah satu negara. Sehingga, dapat mengakibatkan hubungan yang kurang baik ke depannya.

Baca juga : Sandiaga Makin Berkibar

“Saya berharap ASEAN sebagai sebuah kelompok dapat mengatakan kepada Amerika Serikat dan China untuk tidak memaksa negara-negara lain melakukan keberpihakan. Jika harus memilih, kita menginginkan hubungan yang baik dengan kedua belah pihak,” jelasnya.

Sachs menambahkan, seluruh dunia harus menegaskan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam ketegangan yang terjadi antara kedua negara tersebut. Atau lebih baik lagi jika ketegangan bisa dihentikan.

Kedua negara dengan kekuatan besar harus dapat bekerja sama antara satu sama lain dan menghindari konflik. Sebelum kasus balon matamata mencuat, Beijing menuding AS melakukan operasi militer di perairan sengketa di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Adsense

Otoritas China juga mengklaim Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, sebagai bagian dari kedaulatan wilayahnya. Baru-baru ini, Gedung Putih menyampaikan bantahan tegas terhadap tuduhan yang dilontarkan China soal AS berulang kali mengirimkan balon-balon udara ke wilayahnya.

Ditegaskan Washington bahwa tidak pernah ada kendaraan udara pengintai miliknya yang terbang di wilayah udara China. Seperti dilansir Reuters, otoritas China menuduh AS menerbangkan balon-balon yang mampu terbang di ketinggian ke wilayah udaranya tanpa izin, sebanyak lebih dari 10 kali sejak Januari 2022.

Baca juga : Polri: Berdasarkan Keterangan Ahli, Gas Air Mata Tak Mematikan

Tuduhan itu dilontarkan Beijing setelah Washington menembak jatuh balon udara tanpa awak, yang disebut China merupakan alat penelitian cuaca, 4 Februari lalu. Menanggapi tuduhan terbaru China, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyampaikan bantahan tegas.

Kirby menyatakan tidak ada kendaraan udara pengintai AS yang beroperasi di wilayah udara China. Namun saat ditanya lebih lanjut oleh wartawan soal apakah kendaraan pengintai AS mengudara di wilayah-wilayah yang diklaim oleh China, Kirby menolak untuk menjawab.

Bantahan juga disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman saat menggelar konferensi pers di Washington dengan mitra-mitranya dari Jepang dan Korea Selatan. Sherman menegaskan, tidak ada balon milik pemerintah AS di langit China.

“Tidak ada balon pemerintah AS di Republik Rakyat China. Tidak ada. Nol. Titik,” tegas Sherman dalam konferensi pers di kantor Departemen Luar Negeri AS, dikutip CNN, kemarin.

Tudingan China soal balon mata-mata AS itu semakin memperburuk perselisihan antara kedua negara adidaya itu. Sebelumnya, gara-gara kasus balon mata-mata China, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan kunjungan ke Beijing.

Baca juga : Indonesia Kecam Aksi Bakar Quran Di Swedia, WNI Diminta Tak Terprovokasi

Rencana bersejarah itu sejatinya dimaksudkan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara. Sejak insiden balon mata-mata China, militer AS telah menembak jatuh tiga objek terbang tak teridentifikasi lainnya di wilayah udara Amerika Utara.

Salah satu objek ditembak jatuh di wilayah udara Kanada setelah dilakukan koordinasi via telepon antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense