BREAKING NEWS
 

Mahathir Melawan, Muhyiddin Digoyang Mosi Tak Percaya

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Sabtu, 9 Mei 2020 06:35 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Perdana Menteri Malaysia M Muhyiddin. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mosi tidak percaya yang diajukan bekas Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad terhadap PM Muhyiddin Yassin, disetujui parlemen.

Ketua Parlemen Malaysia Mohamad Ariff Md Yusof menyebut, mayoritas Anggota Parlemen menyetujui mosi tidak percaya itu.

Dalam pernyataan yang di kutip Business Times, Yusof menyebut mosi tidak percaya itu akan dibahas pada masa sidang 18 Mei mendatang. Meski pihak oposisi dan tokoh HAM setempat meminta sidang diundur.

Baca juga : Berdamai Dengan Corona Tolong Kasih Tahu Caranya

Yusof mengatakan, pihaknya telah menerima dua pengajuan mosi untuk Muhyiddin dari Mahathir pada 4 Mei 2020 dan menerima salah satunya. Pertama terkait Standing Order Pasal 4 berisi keputusan bahwa kepemimpinan perdana menteri tetap diakui sampai parlemen dibubarkan.

Kedua terkait Standing Order Pasal 27 Ayat 3 bahwa dukungan anggota parlemen bagi Muhyiddin untuk menjadi perdana menteri tak mencapai mayoritas. “Setelah mendalami penjelasan yang diberikan, saya memutuskan mosi di bawah Standing Order 4 ditolak karena tidak memenuhi kriteria. Namun, mosi di bawah Standing Order 27 (3) diterima untuk dibawa ke pertemuan Dewan Rakyat mendatang,” kata Ariff, dikutip dari The Star, kemarin.

Adsense

Sementara itu, Menteri Departemen Perdana Menteri Takiyuddin Hassan mengaku belum mendapat informasi bahwa mosi dari Mahathir telah diterima.

Baca juga : Cara Merawat Motor Yang Tak Dipakai

“Saya diberitahu bahwa mosi dari (anggota parlemen) Batu Sapi (Liew Vui Keong) dan Semporna (Shafie Apdal) telah ditolak. Namun tidak ada konfirmasi tentang yang diajukan oleh anggota parlemen Langkawi (Mahathir). Jika mosi diterima, maka akan dinaik kan. Keputusan untuk menerima atau menolak mosi ada pada ketua parlemen,” katanya.

Pengunduran diri mendadak Mahathir pada Februari lalu menyebabkan runtuhnya pemerintah reformis. Kurang dari dua tahun setelah kemenangan pemilu yang terbilang mengejutkan atas koalisi yang telah berkuasa selama enam dekade terakhir.

Yassin yang sebelumnya jadi menteri saat Mahathir menjadi PM, dipilih sultan sebagai penggantinya. Pemilihan Yassin didukung koalisi yang dikalah kan Mahathir pada pemilu lalu. Mahathir menyebut hal ini se bagai sebuah pengkhianatan.

Baca juga : Doni Tidak Tersenyum

Mahathir memprotes pengangkatan Yassin. Dan berhasil mengumpulkan dukungan dari mayoritas parlemen. Tapi, dia terlambat. Beberapa waktu kemudian, ia menyebut oposisi tidak memiliki dukungan yang diperlukan untuk melengserkan pemerintahan saat ini.

Dan, sejak saat itu juga Mahathir tampak telah kehilangan pamornya. Anwar Ibrahim, pesaingnya menyebut, dirinya adalah pemimpin formal oposisi. Bukan Mahathir. Anwar bersedia menunda mosi tidak percaya. Dan memastikan parlemen fokus membahas kebijakan Negeri Jiran selama masa pandemi virus corona. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense