BREAKING NEWS
 

AS Tuding 3 Warga Iran Retas Perusahaan Teknologi Satelit

Reporter : PAUL YOANDA
Editor : MUHAMMAD RUSMADI
Jumat, 18 September 2020 15:39 WIB
Parade pasukan Pengawal Revolusi Republik Islam Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC). [Foto: AFP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap tiga warga Iran, pada Kamis (17/9/2020) waktu setempat. Mereka dituduh mencuri informasi dari perusahaan teknologi luar angkasa dan satelit AS, atas nama Pengawal Revolusi Republik Islam (IRGC).

IRGC atau Islamic Revolutionary Guard Corps merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Iran. Korps ini didirikan setelah Revolusi Iran pada 22 April 1979 atas perintah tokoh Revolusi Iran, mendiang Revolusi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Baca juga : PAN Minta Pengusaha Dahulukan Rasa Empati

Dakwaan tersebut menyusul serangkaian tindakan baru-baru ini terhadap dugaan kegiatan mata-mata dunia maya Iran, yang dikaitkan dengan kelompok peretas Iran, “APT39” yang juga telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS.

Adsense

Asisten Jaksa Agung AS John Demers menjelaskan, dikutip kantor berita Reuters, para terdakwa masing-masing adalah Said Pourkarim Arabi (34 tahun), Mohammad Reza Espargham (usianya tidak diketahui) dan Mohammad Bayati (34). Mereka diduga menyamar sebagai rekan atau akademisi, untuk mendapatkan target mereka mengunduh perangkat lunak berbahaya.

Baca juga : Angkasa Pura I Berikan Bantuan Perpustakaan Digital

Namun Reuters tidak berhasil menemukan informasi kontak para terdakwa. Pesan yang dikirim ke alamat email yang diduga digunakan mereka pun dikembalikan dengan keterangan tidak terkirim. Demikian juga ke perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga tidak dibalas.

Sebelumnya, Iran secara resmi berkali-kali selalu membantah negaranya terlibat dalam aksi peretasan.

Baca juga : PSBB Jakarta, 10 Perusahaan Ditutup Sementara

Menurut Demers, Arabi, Espargham, dan Bayati memiliki daftar sasaran lebih dari 1.800 akun. Termasuk target di bidang teknologi dirgantara dan satelit, serta karyawan organisasi pemerintah internasional dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Israel, dan Singapura.

Ketiganya, lanjut keterangan Demers, bekerja untuk Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), yang dianggap Amerika Serikat (AS) sebagai organisasi teroris. Bahkan Arabi, bunyi dakwaan, adalah seorang manajer operasi IRGC dan tinggal di perumahan IRGC. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense