Dark/Light Mode

Anis Matta: Pesantren Harus Beradaptasi Dengan Kemajuan Teknologi Digital

Minggu, 6 September 2020 18:33 WIB
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengunjungi Pondok Pesantren (Kedua kanan) di  Makassar.
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengunjungi Pondok Pesantren (Kedua kanan) di Makassar.

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengunjungi Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (4/9/2020).

Pondok pesantren ini adalah tempat dahulu Anis Matta menimba ilmu agama enam tahun dan menjadi alumni pada 1986. Sehingga Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Gombara ini, tak asing bagi Anis Matta.

Ketika undangan silaturahmi alumni pesantren tersebut, maka Anis Matta meluangkan waktu untuk hadir. Kehadirannya dalam silaturahmi ini juga menjadi kerinduan tersendiri kepada teman-teman satu angkatan dan para guru-gurunya.

Bahkan kata Anis Matta, setiap kali ke Makassar, ia selalu menyempatkan diri datang ke Gombara untuk bertemu guru-gurunya.

"Peran para guru itu lebih banyak membangun motivasi atau sebagai motivator, ketimbang sekadar mengajar materi pelajaran," kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).

Baca juga : Petani Sawit Butuh Tanaman Sela untuk Bertahan di Tengah Pandemi

"Tempat ini dulu terpencil dan sepi. Kita belajar di bawah pohon, tapi kami selalu tersambung dengan cita-cita besar, karena guru kami dulu semuanya motivator," lanjut Anis Matta mengurai kenangannya.

Karena itu, Anis Matta selalu mengingat jasa-jasa gurunya tersebut, yang telah menjadikannya sebagai seorang motivator, menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia.

Ia pun sangat berkesan terhadap foto KH Abdul Jabbar Ashiri, saat berkesempatan berkeliling melihat foto-foto kenangan di pesantren itu. KH Abdul Jabbar Ashiri merupakan guru Anis Matta saat mondok.

"Beliau guru saya. Saya selalu berdoa untuk beliau (KH. Abdul Jabbar Ashiri, red) yang telah mendedikasikan diri dalam membangun pesantren ini," katanya.

Namun, menurut Anis Matta, membangun pesantren dahulu dengan sekarang dan kedepan memiliki perbedaan signifikan.

Baca juga : Beri Internet Gratis, Anies Dorong Warga DKI Paham Teknologi Digital

"Tantangan besar yang akan dihadapi dunia pesantren ke depan dalam menghadapi kemajuan teknologi digital. Semua orang bisa mengakses ilmu pengetahuan secara mandiri," katanya.

Anis Matta berharap dunia pesantren harus bisa segera beradaptasi tanpa menghilangkan nilai-nilai keunggulan pesantren dalam membentuk generasi Islam unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia.

"Dalam situasi kemudahan akses pengetahuan di era digital ini, maka peran guru seharusnya lebih kuat sebagai motivator atau mengajari murid bagaimana belajar," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Matta juga mengunjungi pesantren lainnya tempat dia menimba ilmu agama di Makassar, yakni Pesantren Darul Aman.

Anis Mattà bertemu dengan KH Abdul Djalil Thahir, salah seorang gurunya yang masih hidup hingga saat ini yang juga merupakan salah satu pendiri pesantren tersebut.

Baca juga : Mendag: Perjanjian RCEP Bakal Ditandatangani Tahun Ini

Abdul Djalil Thahir dikenal sebagai yang berpengaruh terhadap pembentukan hati dan jiwa Anis Matta.

"Saya sudah melihat jiwa pemimpin anak ini (Anis Matta red), bukan hanya cerdas tapì juga pemberani dia. Dia pernah pimpin temannya demo saya," tawa KH Abdul Djalil Thahir sambil mengenang saat menjadi guru Anis Matta. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.