BREAKING NEWS
 

Dunia Mulai Bersikap Tegas

Selandia Baru Ceraikan Junta Militer Myanmar

Reporter : PAUL YOANDA
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Rabu, 10 Februari 2021 05:10 WIB
Peserta demo membawa poster bergambar Aung San Suu Kyi, menuntut pembebasannya. (Foto : AFP/SAI AUNG MAIN).

 Sebelumnya 
Di Kota San Chaung, kelom­pok guru ikut turun ke jalan. Para peserta demo juga mengacung­kan salam tiga jari. Salam itu jadi ciri khas pendemo anti junta.

Thein Win Soe, salah seorang guru yang ikut turun aksi, mengaku, tidak takut atau khawatir akan ancaman junta.

“Makanya kami turun ke jalan hari ini (kemarin-red). Kami tidak menerima alasan bahwa ada ke­curangan dalam pemilu. Kami tidak ingin ada kediktatoran mili­ter,” tegas Win Soe, dikutip AFP.

Baca juga : Mulai Hari Ini, Seoul Tawarkan Vaksin Covid Untuk Hewan Peliharaan

Sementara, Aung Hlaing menegaskan bahwa junta akan mema­tuhi janji. Dia bilang, Myanmar akan berbeda dari pemerintahan junta sebelumnya, yang berkuasa selama 49 tahun hingga berakhir pada 2011. Katanya, setelah tu­gas masa darurat selama setahun selesai, pihaknya akan menggelar pemilihan umum multi partai yang bebas dan adil sesuai konstitusi.

“Partai pemenang akan men­jalankan tugas-tugas negara, sesuai dengan standar demokrasi,” tegas Aung Hlaing, dalam pidato yang disiarkan di televisi setempat.

Penulis Myanmar’s Roh­ingya Genocide, Ronan Lee, menilai, pidato Aung Hlaing seperti seorang yang tidak bisa mendengar adanya frustrasi dan kemarahan di seluruh Myanmar selama sepekan terakhir.

Baca juga : Rakyat Myanmar Acungkan 3 Jari

“Ratusan ribu bahkan jutaan orang telah memprotes tentang kudeta tersebut. Namun, Aung Hlaing secara mengejutkan malah menyalahkan pemerintah yang dipilih secara demokratis yang disebutnya sebagai penyebab kudeta,” terang Ronan Lee.

Lee mengkritik janji Aung Hlaing yang akan membuat iklim investasi menjadi lebih baik. “Padahal saat ini, adalah pekan ketika perusahaan multinasional melarikan diri dari Myanmar,” kata Lee, dikutip Aljazeera.

Seperti diketahui, kudeta di­lakukan militer Myanmar pada Senin dinihari (1/2). Dalam ku­deta itu, militer menangkap dan menahan sejumlah tokoh politik, termasuk Suu Kyi. Kondisi perempuan yang dijuluki Iron Lady itu belum diketahui. Suu Kyi ditahan dengan tuduhan impor walkie talkie secara ile­gal. Usai merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil, militer memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense