BREAKING NEWS
 

Massa Pro Vs Anti Penguasa Militer Bentrok

Rakyat Myanmar Diadu Domba

Reporter & Editor :
MELLANI EKA MAHAYANA
Jumat, 26 Februari 2021 05:10 WIB
Seorang pendukung militer melempar proyektil ke arah warga anti kudeta di Yangon, kemarin. (Foto : Sai Aung Main /AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Myanmar makin kacau usai kudeta. Setiap hari dalam tiga pekan terakhir demo dan mogok massal terus berlangsung. Yang miris, kini rakyat diadu domba. Pendukung dan penentang militer Myanmar bentrok di jalanan Kota Yangon, kemarin.

Dilansir Channel News Asia, pendukung militer jumlahnya mencapai 1.000 orang. Menurut saksi mata, pendukung militer me­lemparkan batu dan menembakkan ketapel ke massa anti junta militer. Juga ada laporan penikaman, meski belum dikonfirmasi.

“Beberapa dari mereka mengancam wartawan dan fotografer. Kemudian bentrokan pecah antara demonstran pro dan an­timiliter. Seorang fotografer diketahui terluka,” kata seorang pekerja media.

Baca juga : PP Properti Rilis Produk Rumah Tapak Teranyar Di Permata Puri Cibubur

Sementara aparat memblokir mahasiswa agar tidak bisa meninggalkan kampus mereka untuk menggelar protes kudeta. Padahal, mereka juga rencananya kembali bergabung dalam gelombang demonstrasi. “Kami (mahasiswa) harus mengalah­kan kediktatoran. Sejak kudeta, hidup kami tanpa harapan, im­pian kami mati,” kata Kaung Sat Wai (25), seorang mahasiswa.

Adsense

Myanmar kian bergejolak sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari lalu dan mena­han pemimpin pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya, Par­tai Liga Demokrasi Nasional (NLD). Militer menuding, ada kecurangan dalam pemilu No­vember lalu, hingga dimenang­kan NLD.

Konfrontasi tak terelakkan. Tak hanya berunjuk rasa, para pegawai pemerintahan dan pekerja profesional juga melaku­kan mogok massal.

Baca juga : Kemlu: Indonesia Tak Mendukung Pemilu Ulang Myanmar

Facebook Vs Militer

Facebook resmi melarang semua akun yang terkait dengan militer Myanmar, kemarin. Iklan perusahaan yang dikendalikan militer juga dilarang. Termasuk Myawaddy TV yang dikendali­kan tentara.

Menurut Facebook, militer memberlakukan kondisi darurat, termasuk kekerasan mematikan, usai kudeta 1 Februari lalu di Myanmar. Larangan lain juga diterapkan di Instagram, yang dimiliki Facebook. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense