BREAKING NEWS
 

Partai Arab Ikut Berkuasa

PM Israel Naftali Bennet, Sang Pembenci Palestina

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MELLANI EKA MAHAYANA
Selasa, 15 Juni 2021 05:20 WIB
Perdana Menteri Israel Naftali Bennet (kanan) menyalami pendahulunya, Benjamin Netanyahu. (Foto : AFP via Getty Images/Emmanuel Dunand).

RM.id  Rakyat Merdeka - Naftali Bennett resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Israel, melengserkan Benjamin Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun.

Berkat hasil pemungutan suara 60-59 pada Minggu (13/6), Bennett akan memimpin koalisi partai yang belum pernah terjadi sebelumnya. Usai mendepak Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun, ia akan menjadi perdana menteri hingga September 2023, sesuai kesepakatan pembagian kekuasaan.

Sedangkan Netanyahu akan tetap menjadi kepala partai sayap kanan Likud dan menjadi pemimpin oposisi. “Kami akan kembali,” janjinya, dalam ra­pat di Knesset (parlemen Israel) pada Minggu (13/6).

Baca juga : PM Baru Israel Naftali Bennett Dibenci Palestina, Diselamatin Joe Biden

Setelah anggota parlemen memberikan suaranya untuk pemerintahan koalisi baru, Netanyahu (71) menghampiri Bennett (48) dan menjabat tangannya. Bennett berjanji, pemerintahannya akan bekerja untuk semua orang. Ia mengungkapkan, prioritasnya ada­lah reformasi di bidang pendidi­kan, kesehatan, dan pemotongan birokrasi.

“Ini bukan hari berkabung. Ada perubahan pemerintahan dalam demokrasi. Itu saja. Kami akan melakukan semua yang kami bisa agar tak ada yang merasa takut. Untuk mereka yang berniatmerayakan malam ini, jangan menari di atas pen­deritaan orang lain. Kami bu­kan musuh. Kita satu,” ungkap Bennett dalam pidato perta­manya sebagai PM Israel.

Secara tampilan, pemerintahan Bennett akan berbeda denganpemerintahan sebelumnya dalam 73 tahun sejarah Israel. Pasalnya, aliansi itu berisi partai-partai yang punya perbedaan ideologi mencolok. Yang paling signifikan, untuk pertama kalinya, Partai Arab independen, Ra’am, menjadi bagian koalisi penguasa. Selain itu, diharapkan aliansi ini memecahkan rekor dengan mengangkat 9 menteri perempuan.

Baca juga : Pertamina Berhasil Kendalikan Kebakaran 1 Tanki Kilang Minyak Di Cilacap

Masuknya Ra’am dalam pe­merintahan koalisi baru ini bukan berarti dapat membawa angin se­gar bagi Palestina. Palestina pun tak mau ambil pusing terhadap pemerintahan baru Israel.

“Ini urusan internal Israel. Posisi kami selalu jelas. Yang kami inginkan, negara Palestina di perbatasan 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” kata Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh.

Adsense

Diketahui, Bennett yang merupakan PM baru Israel, dikenal sebagai penentang kemerdekaan Palestina dan sangat mendu­kung permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur, yang dipan­dang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional sebagai hambatan utama per­damaian.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense