BREAKING NEWS
 

Corona Ngamuk Di Negara Lain

China Ketar-ketir, Australia Dan Singapura Babak Belur

Reporter & Editor :
APRIANTO
Jumat, 22 Oktober 2021 07:30 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Foto: Pixabay)

 Sebelumnya 
Padahal, berdasarkan data yang dirilis ourworldindata.org, hingga 18 September lalu, 76 persen penduduk China sudah divaksin dosis pertama. Sementara, 71 persen lainnya sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap.

Bagaimana dengan Australia? Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan, cakupan vaksinasi dosis lengkap di negaranya sudah melampaui 70 persen. "Angka tepatnya, 70,007 persen dari populasi Australia," kata Greg, Rabu (20/10).

Baca juga : Corona Delta Ngamuk, Kinerja Industri Pengolahan Triwulan III Menurun

Tapi, sejak kurva kasus positif mereka terus meroket hingga mencapai rekornya pada 10 Oktober lalu, yakni 2.372 kasus. Sampai sekarang, kasusnya juga masih tinggi. Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan Australia di laman www.health.gov.au, kemarin, penambahan kasus baru mencapai 2,64 ribu. Angka ini melampaui rekor sebelumnya. Dengan penambahan ini, sudah ada 151.943 kasus positif Corona di Australia, dengan 1.590 kematian.

Ahli Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, yang terjadi di Singapura, Australia, dan China ini juga mengancam setiap negara. Hanya yang membedakannya adalah penanganan Covid-19 di ketiga negara tersebut lebih bagus. Kasus yang meningkat itu dikarenakan jumlah testing dan tracing di 3 negara tersebut tinggi.

Baca juga : Saatnya Kita Bangun MedsosDan Layanan Buatan Sendiri

"Menemukan kasus itu bukan pertanda situasinya buruk. Situasinya sedang meledak, iya. Tapi, selama itu bisa terkendali, tidak membuat kolaps fasilitas kesehatan," kata Dicky, yang dikonfirmasi, tadi malam.

Ia mencontohkan, kasus kematian. Di Singapura, kasus kematian terbilang rendah. "Masih di bawah 100 kematiannya. Begitu juga Australia," sambungnya.

Baca juga : Prokes Di Kelas Ketat, Bubaran Sekolah Jangan Berkerumun

Salah satu epidemiolog yang ikut diundang dalam WHO Covid Expert Meeting, Selasa (19/10) itu, mengatakan ketiga negara tersebut sudah memasuki gelombang ketiga, yang jumlah kasusnya lebih tinggi dari gelombang kedua.

"Saya membahas sedikit (di WHO Covid Expert Meeting), bahwa situasi global ini sedang mengalami gelombang ketiga dan pada negara-negara yang baik sistem deteksinya mereka bisa cepat menemukan itu. Sehingga terlihat lebih banyak kasusnya," terang dia. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense