BREAKING NEWS
 

Launching Buku Kebaya Perempuan Indonesia

Perkuat Pengakuan Dunia Terhadap Kebaya

Reporter : MERRY APRIYANI
Editor : ADITYA NUGROHO
Selasa, 17 Januari 2023 17:56 WIB
dari kiri: Tata Rusdi, Sendy Yusuf, Nunun Daradjatun dan Musa Widyatmodjo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhimpunan Kebayaku merilis buku Kebaya Perempuan Indonesia. Buku ini sebagai referensi pelestarian busana kebaya Indonesia, memperkaya kosa gaya berkebaya, sekaligus mendukung Tim Nasional dalam memperkokoh kebaya mendapat pengakuan ke UNESCO. 

"Kami harap masyarakat lebih mengenal dan melihat keunikan kebaya dari berbagai daerah. Juga terinspirasi mengembangkan kebaya dan padanannya, agar keindahannya membahana dari Sabang sampai Merauke," ungkap Founder dan Ketua Perhimpunan Kebayaku, Nunun Daradjatun, di rumah dinas Menparekraf pada Selasa (17/1). 

Buku Kebaya Perempuan Indonesia dipercaya sebagai jawaban dari kesulitan masyarakat mencari referensi yang akurat dan up to date. "Ini buku kedua kami setelah Kebaya Negeriku, 14 tahun lalu. Kami akan menjangkau milenial, UMKM, juga dunia atas kebutuhan informasi kebaya Nusantara. Kami juga berencana bikin buku lain soal perempuan berhijab dan berkebaya," jelas Nunun.

Baca juga : The Phoenix Takluk Lawan PSIS Di Kandang

Pentingnya milenial ditekankan pula oleh Nur Asia Uno. Istri Menparekraf Sandiaga Uno ini berharap anak zaman now diakrabkan dengan gaya kebaya yang modis. "Dimodifikasi supaya anak-anak muda ini nggak kayak emak-enak. Lebih simple, disesuaikan tren kekinian tapi tetap khas Indonesia," tukas Nur. 

Adsense

Founder lain Perhimpunan Kebayaku, Sendy Ramania menambahkan, pihaknya berusaha membuktikan kepada dunia bahwa kebaya masih ada. "Para wanita Indonesia masih mencintai budaya dan kebaikan. Kekayaan kita bisa berevolusi, tidak terkunci," ucap istri Dede Yusuf ini.

Selaku konsultan, fashion guru Musa Widyatmodjo menyebut buku itu menampilkan narasi sejarah dan foto dari 94 perempuan berkebaya. "Mereka mengenakan desain kebaya yang berbeda. Semuanya indah, tidak ada yang sama. Betapa kayanya budaya Indonesia. Kita jangan hanya mengagumi, tapi harus ikut memakai dan melestarikannya," beber Musa.

Baca juga : Bekuk Bali United, Macan Kemayoran Tembus 3 Besar

Perancang kasula atau jubah untuk Sri Paus Fransiskus ini menegaskan bahwa kebaya bukan barang kuno. Bisa dimodifikasi alias fashionable. Namun diingatkan, kebaya harus mengikuti pakem saat dipakai pada acara pernikahan, upacara adat, kenegaraan, atau acara resmi. "Kayak saya sekarang di acara seperti ini boleh pakai beskap dan sepatu kets," seloroh Musa.

Pendiri Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini berpesan kepada para traveller agar senantiasa memakai kebaya atau batik di luar negeri. Namun disesuaikan dengan kondisi dan culture negara tertentu. Agar busana khas Indonesia bisa dikenali dan bernilai.

Perhimpunan Kebayaku berdiri pada 14 April 2009 atas prakarsa Nunun Daradjatun, Rosa Dino Patti Djalal, Tata Rusdi, Sendy Yusuf, dan Siti Garsiah Tampi. Mereka resah budaya asing telah mengikis kebanggaan masyarakat Indonesia atas budayanya sendiri.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense