BREAKING NEWS
 

76 Nyawa Melayang, Ancaman Maut di Perlintasan Sebidang Bikin Ngeri

Reporter : KINTAN PANDU JATI
Editor : UJANG SUNDA
Jumat, 6 September 2019 14:50 WIB
Djoko Sasono (Foto: Kintan Pandu Jati/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Maut di perlintasan sebidang antara kereta api dan jalan raya makin tinggi. Korbannya tiap tahun meningkat.

Sekjen Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Djoko Sasono, mengatakan, keselamatan menjadi hal utama dalam penyelenggaran transportasi tidak terkecuali di bidang perkeretaapian. "Kami berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan standar keselamatan khususnya di perlintasan sebidang dan juga dapat mengevaluasi permasalahan kondisi perlintasan sebidang," katanya dalam diskusi Perlintasan Sebidang Tanggung Jawab Siapa?, di Jakarta, Jumat (6/9).

Djoko meminta Pemda memasang perlengkapan jalan dan merawat jalan di perlintasan sebidang. Selain itu, Pemda perlu turut serta memasang, merawat, dan mengoperasikan pintu perlintasan serta menempatkan penjaga, bersama Kepolisian melakukan pengaturan lalu lintas dan penegakan hukum bagi para pelanggar dan mengevaluasi terhadap perlintasan sebidang hingga menutup perlintasan.

Baca juga : Kursus Pembuatan Wayang dan Latihan Gamelan Diminati Warga Paris

Djoko menjelaskan, Pemda didorong mencegah dan melarang apabila ada masyarakat yang akan membangun perlintasan sebidang tanpa izin dan ikut mensosialisasikan bahaya dan sanksi hukum membangun perlintasan sebidang.

Adsense

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat, terdapat 1.223 perlintasan sebidang yang resmi dijaga dan 3.419 perlintasan sebidang yang liar tidak dijaga, sedangkan perlintasan tidak sebidang baik berupa flyover maupun underpass baru berjumlah 349 unit. 

Berdasarkan data dari Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub, tingkat kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang jalur kereta api masih relatif tinggi setiap tahunnya. Pada 2018, terjadi kecelakaan di perlintasan sebidang sebanyak 395 kejadian dengan jumlah korban jiwa sebanyak 245 orang, baik luka ringan, luka berat sampai meninggal dunia. Ada pun 2019, telah terjadi 260 kali kecelakaan yang mengakibatkan 76 nyawa melayang.

Baca juga : Pasca Kecelakaan Maut di KM 91, Arus Lalu Lintas di Tol Cipularang Mulai Normal

Salah satu tingginya angka kecelakaan pada perlintasan juga kerap terjadi lantaran tidak sedikit para pengendara yang tetap melaju meskipun sudah ada peringatan melalui sejumlah rambu yang terdapat pada perlintasan resmi. "Tingginya tingkat kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api salah satunya disebabkan oleh penanganan perlintasan sebidang yang belum menjadi prioritas para pemangku kepentingan," ujarnya.

Menurutnya, hal ini terlihat dari masih banyaknya perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan liar. Kondisi ini memerlukan koordinasi yang erat antar pemangku kepentingan dan edukasi tentang keselamatan di perlintasan sebidang kepada masyarakat.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri, mengakui mayoritas dari perlintasan sebidang pada jalur kereta api tidak dijaga. Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan akibat ditabrak oleh kereta yang melintas. Menurutnya, kecelakaan juga terjadi karena jumlah lintasan kereta yang dibangun oleh pemerintah semakin banyak.

Baca juga : Harga Cabe Mulai Turun, Kementan Ancang-ancang Persiapan Natal dan Tahun Baru

Hingga pertengahan 2019, Kemenhub sudah membangun 989 kilometer spoor (km'sp) jalur kereta api (KA) dari target 1.349,70 km'sp atau 73 persen. Selain lintasan yang semakin banyak, Zulfikri menyebut jumlah perjalan kereta pun juga semakin banyak. "Ini terus menjadi perhatian kami," katanya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense