BREAKING NEWS
 

Catat Ya, Ini Janji PT MRT

Pembangunan Stasiun Baru Tak Akan Tebang Pohon Dan Ganggu Lalu Lintas

Reporter : MARULA SARDI
Editor : KRISTANTO
Selasa, 18 Februari 2020 13:36 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyaksikan penandatanganan kerja sama PT MRT Jakarta dengan Shimizu-Adhi Karya Joint Venture untuk rancang bangun terowongan MRT Fase 2, Senin (17/02). Foto: Twitter @aniesbaswedan

RM.id  Rakyat Merdeka - PT MRT Jakarta telah meneken kontrak pembangunan terowongan lanjutan CP 201 dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Stasiun Thamrin. Proyek pembangunan terowongan sepanjang 2,8 kilometer itu melintasi 2 stasiun, yakni Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas. 

Penandatangan kontrak ini dilakukan kemarin (17/2) dengan konsorsium Adhi Karya dan Shimizu Corporation sebagai pemenang lelang fase 2 paket CP201 senilai Rp 4,1 triliun. Acara ini disaksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Duta Besar Jepang untuk RI Masafumi Ishii. 

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan, pengerjaan proyek ini dilakukan selama 58 bulan sampai Desember 2024. Membutuhkan waktu selama itu karena tiga tantangan teknis dalam pengerjaan proyek ini. Yakni, tanah yang lebih lunak, sehingga butuh penguatan, bangunan cagar budaya dan Kali Ciliwung. 

“Metode pembangunan harus lebih baik dan kuat. Ini sangat penting supaya proyek berjalan sesuai dengan rencana dan kualitas yang tepat,” kata Silvia di Jakarta, kemarin. 

Terkait rencana pembangunan di kawasan Monas, dia memastikan, akan mengikuti rambu-rambu yang ditentukan Kementerian Sekretariat Negara. Juga memperhatikan kelestarian vegetasi yang ada di kawasan itu. “Untuk kawasan Monas seluruh pekerjaan dilakukan di bawah tanah. Nanti akan dibuatkan akses masuk di pintu tenggara Monas. Jadi, tidak akan dilakukan penebangan pohon, sehingga tidak mengganggu secara visual,” ungkapnya. 

Baca juga : Pertamina Berikan Bantuan Logistik, Kesehatan Dan Ganti Oli Gratis

Selain itu, selama proses konstruksi akan dilakukan rekayasa lalu lintas. Namun, belajar dari konstruksi fase 1 yang mengganggu kenyamanan berlalu lintas, kali ini akan lebih baik. “Kami memikirkan supaya selama masa konstruksi tidak mengganggu kenyamanan lalu lintas dan pejalan kaki. Tapi detailnya nanti akan diumumkan,” katanya. 

Pembangunan Fase 2 terdiri dari dua tahap. Pertama, fase 2A yang meliputi jalur utama sepanjang sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok) dan satu stasiun di atas permukaan (Kota) berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT koridor Bundaran HI-Kota. 

Pembangunan jalur utama tersebut terdiri dari CP201, CP202 (Stasiun Harmoni, dua terowongan hingga Stasiun Sawah Besar, Stasiun Sawah Besar, dua terowongan hingga Stasiun Mangga Besar, dan Stasiun Mangga Besar), CP203 (dua terowongan hingga Stasiun Glodok, Stasiun Glodok, dua terowongan hingga Stasiun Kota, dan Stasiun Kota). 

Adsense

Dalam fase 2A ini juga dilakukan penyediaan CP205 sistem perkeretaapian dan rel (railway systems and trackwork) serta CP 206 kereta. 

Kedua, fase 2B yang terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer. 

Baca juga : Pengunjung Ditawarin Main Bareng Luna Maya Dan Bonus Merchandise

Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan. Selain membangun infrastruktur jalur utama kereta, pembangunan fase 2 juga akan meliputi penataan kembali area Jalan Gajah Mada - Jalan Hayam Wuruk. Yakni pelebaran akses pejalan kaki dan pesepeda, termasuk penyediaan rak sepeda di setiap stasiun MRT Jakarta. 

Selain itu membangun area turun naik penumpang (drop on/ off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik. 

Begitu juga pembangunan kembali halte-halte BRT Transjakarta yang terintegrasi secara fisik ke akses masuk stasiun MRT Jakarta, seperti yang sudah dilakukan di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan Halte BRT Transjakarta Bundaran HI. 

Sejumlah gedung-gedung sepanjang koridor akan terintegrasi langsung dengan stasiun MRT Jakarta serta dapat digunakan sebagai area menurunkan penumpang. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kemacetan yang terjadi di beberapa ruas Ibu Kota akibat pembangunan adalah proses penumbuhan “kesakitan” atau derita yang harus dilalui. Menurutnya, setiap pembangunan memiliki fase untuk menunggu dan mengalami dampak yang negatif seperti macet. 

Baca juga : Lima Pemain Baru Akan Gabung Tim Garuda Select

“Sebetulnya begini soal bahwa sebuah kawasan mengalami kemacetan karena proses pembangunan itu proses growing pain. Yang namanya juga tumbuh pasti ada fase dimana itu karena ada kegiatan pembangunan,” katanya. 

Anies percaya setiap pembangunan akan melewati fase ‘sakit’, namun nantinya akan berbuah manis saat pengerjaan selesai dilakukan. “Sesudah pembangunan itu selesai maka Insya Allah itu akan jadi tempat yang leluasa. Tempat yang nyaman untuk kegiatan. Begitu juga nanti juga dengan Kuningan,” paparnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense