BREAKING NEWS
 

Fidikom UIN Jakarta Gelar Webminar Nasional Bertajuk Dakwah Virtual

Reporter & Editor :
SAIFUL BAHRI
Jumat, 15 Mei 2020 12:34 WIB
Webminar nasional yang dilaksanakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) UIN Jakarta menggelar webminar nasional bertajuk Dakwah Virtual,Telaah Etnografi Digital. Acara ini diinisiasi Laboratorium Fidikom UIN Jakarta.

Webminar ini diikuti oleh 96 partisipan seluruh Indonesia, dan cukup mendapatkan antusias dari peserta. Ini juga dalam rangka milad Fidikom ke-30,” ujar Dekan Fidikom UIN Jakarta, Suparto, PhD dalam pernyataan tertulisnya.

Narasumber kegiatan ini Moch Fakhruroji (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Wahyuddin Halim, (UIN Alaudin Makassar), Rully Nasrullah (UIN Jakarta), dan dimoderatori Fita Fathurokhmah (UIN Jakarta), dan diukung oleh Ketua Laboratrium Fidkikom UIN Jakarta Ade Masturi.

Baca juga : Lawan Covid-19, Fakultas Farmasi UTA `45 Jakarta Gelar Webinar Internasional

Pesertanya dari STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron Ngawi, Jatim, UIN Suska Riau, UIN Antasari Banjarmasin, IAIN Kudus, IAIN Kendari, IAIN Pekalongan, FDK Unisnu Jepara, Universitas Negeri Medan, dan kampus lainnya.

Adsense

Wahyuddin Halim menjelaskan, Etnografi merupakan salah satu metode penelitian kualitatif dimana peneliti berpartisipasi dengan yang sedang diteliti Fokus dari penelitian ini adalah budaya penggunaan media online. Disimpulkan etnografi internet itu memindahkan cara kerja secara normal pada konteks internet atau digital.

Wahyuddin memberikan contoh hasil penelitiannya berjudul Young Islamic Preachers on Facebook: Pesantren As’adiyah and Its Engagement with Social Media yang meneliti tentang bagaimana paparan dan keterlibatan media sosial telah memengaruhi kehidupan keagamaan, tradisi pesantren yang sering dikaitkan dengan konservatisme.

Baca juga : Didiek Hartantyo, Bankir Yang Jadi Masinis Perusahaan Sepur

Moch.Fakhruroji menjelaskan, kajian dakwah virtual tidak hanya dapat digunakan dengan metode etnografi saja, tetapi dapat digunakan juga dengan metode lain. Misalnya metode netnografi.

“Ada banyak istilah digunakan dalam menyebut fenomena munculnya pesan-pesan agama di internet, ada cyber-religion, digital religion yang kemudidan dispesifikan menjadi istilah online religion. Internet sebagi ruang publik/public sphere Islam dengan penggunaan internet sebagai sarana penyajian pengetahuan Islam yang berimplikasi pada kemunculan Pratik dakwah Islam secara online,’ jelas Fakhruroji.

Rully Nasrullah menjelaskan tentang Digital Research for Digital Culture, riset di internet ditemukan kesalahan umumnya adalah melakukan riset di internet dengan realitas baru, namun melakukannya dengan perangkat analisis yang muncul sebelum internet.

Baca juga : KBRI Beijing Adakan Webinar Pelatihan Bersama Pakar Medis China

“Harusnya analisis media siber bisa dilakukan dengan level 1). Ruang media (media space) objeknya adalah struktur perangkat media dan penampilan, 2).Dokumen media (media archive) objeknya isi dan aspek pemaknaan teks/grafis, 3). Objek media (media object), interaksi yang teradi di media siber, 4). Pengalaman (experiential stories) yaitu motif, efek, manfaat atau realitas yang terhubung secara offline maupun online.”  [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense