BREAKING NEWS
 

Nelayan Kesulitan BBM, Bambang Haryo Prihatin

Reporter & Editor :
ADITYA NUGROHO
Jumat, 23 September 2022 23:22 WIB
Anggota Dewan Penasehat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Timur Bambang Haryo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta segera jemput keluhan masyarakat nelayan Indonesia yang kini mengalami kesulitan Bahan Bakar (BBM).

Hal itu di disampaikan Anggota Dewan Penasehat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Timur Bambang Haryo dalam menanggapi Hari Maritim Nasional yang diperingati pada 23 september setiap tahunnya.

Menurut penerima nominator tokoh Maritim ini, Pemerintah belum bisa memberikan perhatian dan melindungi para Nelayan di Indonesia. Sebab para nelayan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan armadanya, untuk melaut.

Baca juga : Selamat Jalan Prof Azyumardi: Guru Bangsa Dari Ciputat

"Untuk mendapatkan BBM bersubsidi, Nelayan diminta memberikan data dari pemerintah desa dan kecamatan, dan dijatah Rp 50.000 per hari, atau bila menggunakan pertalite, para nelayan hanya dijatah 6 liter," kata Bambang Haryo.

Adsense

Dikatakan dia, kondisi yang dialami nelayan membuat prihatin. Padahal, kata Bambang Haryo, sesuai UU ESDM no 6 tahun 2014, semestinya para nelayan berhak untuk mendapatkan BBM bersubsidi secara prioritas dengan jumlah maksimal yang diberikan 25 ribu liter perkapal perbulan tanpa melihat besar kecilnya kapal.

"Seharusnya, mereka mendapatkan jatah BBM bersubsidi tanpa dipersulit sebesar 833 liter perhari. Sebagaimana yang dikeluhkan Nelayan di pesisir utara Jawa Timur, mereka hanya membutuhkan BBM sebesar 50 liter saja, perhari, namun yang terjadi bertolak belakang dengan perintah Undang-Undang," ungkap alumni Teknik Perkapalan dan Kelautan ITS Surabaya.

Baca juga : JK Sejalan Dengan Jokowi

Menurut anggota dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini, jargon maritim yang dicanangkan Pemerintahan Jokowi, jangan hanya sekedar jargon, namun dapat dilaksanakan.

Sebagai Negara Kelautan, kata Bambang Haryo, Indonesia hanya mempunyai hasil produk perikanan sebesar 6 juta ton setiap tahun, masih jauh lebih rendah dari produksi perikanan China sebagai negara kontinental (daratan) yang produksinya sebesar 55,8 juta ton.

“Alhamdulillah terima kasih kepada para nelayan pejuang devisa dan gizi untuk masyarakat Indonesia sehingga saya ditetapkan sebagai nominasi tokoh Maritim Nasional bersama 6 Tokoh lainnya. Semoga Maritim Kita Jaya dan Para Nelayan Sejahtera," jelas BHS.

Baca juga : Pasokan Pangan Sih Aman Tapi Harganya Mulai Naik

Saat ini, sejumlah spesies ikan terbanyak nomor 2 dunia serta pusat terumbu karang terbesar di dunia yang merupakan rumah ikan yang ada di Lautan Indonesia yang mempunyai luas 3.273.810 km² 3 kali lipatnya dari luas daratan kita.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense