BREAKING NEWS
 

Masyarakat Mulai Resah

Heboh Etilen Glikol Mohon Dijelaskan

Reporter : NUR ROCHMANNUDIN
Editor : SISWANTO
Jumat, 21 Oktober 2022 07:37 WIB
Etilen Glikol/Ilustrasi. (Foto: John Kevin/Getty Images/iStockphoto)

 Sebelumnya 
EG Untuk Radiator Mesin
Dikutip dari jurnal yang diterbitkan oleh fakultas mesin di salah satu Universitas Slovakia, Etilen Glikol adalah senyawa yang digunakan untuk mendinginkan radiator mesin. Zat ini adalah alkohol beracun yang umumnya ditemukan di berbagai agen rumah tangga dan industri. Kandungan ini bisa juga digunakan sebagai zat pelarut.

Ciri-ciri cairan ini tidak berwarna dan memiliki rasa yang manis. Namun, tidak seperti rasanya, NCBI menyebut, paparan Etilen Glikol justru berbahaya dan jika tidak ditangani akan berkaitan dengan penyakit ataupun kematian akibat penyakit.

Baca juga : Dolar Menguat Lagi, Rupiah Kembali Merana

Dikutip dari laman resmi Universitas Padjadjaran (Unpad), Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof Apt Muchtaridi, PhD, menjelaskan, Etilen Glikol atau Dietilen Glikol merupakan senyawa pelarut organik dengan rasa manis yang kerap disalahgunakan untuk pelarut obat. Biasanya digunakan untuk mengganti propilen glikol atau polietilen glikol. "Masalahnya, Dietilen Glikol dan Etilen mengalami oksidasi oleh enzim," kata Prof Muchtaridi.

Ketika masuk ke dalam tubuh, senyawa tersebut akan mengalami oksidasi oleh enzim sehingga menjadi glikol aldehid. Kemudian kembali dioksidasi menjadi asam glikol dan membentuk lagi menjadi asam oksalat, senyawa yang memicu membentuk batu ginjal.

Baca juga : Ketua MPR Ajak Masyarakat Masifkan Gerakan Wakaf

Prof Muchtaridi menjelaskan, asam oksalat yang sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam. Kalau ketemu kalsium, maka akan terbentuk garam yang sukar larut air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. “Jika lari ke ginjal akan jadi batu ginjal. Kristalnya tajam akan mencederai ginjal," terangnya.

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang notabene memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan parah. Tidak hanya merusak ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan memicu kematian yang cepat.

Baca juga : Kemenag Siapkan Regulasi Cegah Kekerasan Anak Di Ponpes

"Yang paling berbahaya ketika kondisi ini terjadi di negara-negara kering. Kondisi dehidrasi akan mempercepat pembentukan asam oksalatnya. Contohnya, seperti di Gambia," jelasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense