BREAKING NEWS
 

Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Renggut Korban Jiwa, Ini Kronologisnya

Reporter : DIDI RUSTANDI
Editor : FIRSTY HESTYARINI
Senin, 6 Februari 2023 18:12 WIB
Ilustrasi sirup obat (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. M. Syahril mengungkap, pihaknya menerima dua laporan kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak, dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Satu kasus terkonfirmasi, berakhir dengan kematian. Satunya lagi, masih berstatus suspek. 

Kedua kasus ini memiliki riwayat penggunaan obat cair. Pasien meninggal dunia yang berusia 1 tahun, mengkonsumsi obat penurun demam merk Praxion. Sementara pasien suspek yang berusia 7 tahun, mengkonsumsi obat penurun panas yang dibeli secara mandiri. 

"Seorang anak berusia 1 tahun, dilaporkan mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023. Anak itu diketahui mengkonsumsi obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek, dengan merk Praxion.  Tanggal 28 Januari, dia mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (anuria)," kata Syahril, Senin (6/2).

Baca juga : Komisi III DPR Minta MA Melihat Kembali Fakta Kasus Indosurya

Bayi di bawah tiga tahun atau batita itu, kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.

Adsense

Tanggal 31 Januari, dia dirujuk ke RS Adhyaksa Jakarta. Karena ada gejala gagal ginjal akut, pasien dirujuk ke RSCM. Namun, pihak keluarga menolak.

Tanggal 1 Februari, batita itu dirawat di ruang IGD RS Polri. Dia sudah mulai buang air kecil. 

Baca juga : DPR Minta Bikin Pansus

"Pada tanggal yang sama, pasien dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Tapi, 3 jam setelah dirawat di RSCM atau tepatnya pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia," beber dr. Syahril.

Sementara pasien suspek, saat ini masih menjalani pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. 

Terkait hal tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat, agar tidak membeli obat secara mandiri untuk sementara waktu.

Baca juga : Perkuat Institusi, i3L Kembali Raih Akreditasi Unggul Untuk Prodi Bioteknologi

"Paling baik, konsultasi ke nakes. Jangan beli obat sendiri dulu," ujar dr. Nadia, Senin (6/2). 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense