Dark/Light Mode

Kasus Gagal Ginjal Akut Tembus 300, Pemerintah Wajib Bertanggung Jawab

Minggu, 6 November 2022 09:05 WIB
Ilustrasi penyakit gangguan ginjal. (Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan)
Ilustrasi penyakit gangguan ginjal. (Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasien ginjal akut sudah mencapai angka 300 lebih sejak awal tahun. 190 di antaranya meninggal. Cukup meng­khawatirkan karena ini masih di atas setengahnya.

Akun @perupadata mengungkap­kan, Jakarta catatkan angka tertinggi. Tapi Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara dan Kalimantan Barat catatkan 100 persen kematian.

Baca juga : 190 Orang Meninggal, Tersebar Di 28 Provinsi

“Pemerintah sendiri sudah ambil tin­dakan lewat penarikan obat yang dida­pati tercemar, juga mendistribusikan obat khusus untuk pasien. Sejauh ini terlihat mulai ada penurunan sejak penarikan obat tercemar dan pemberian obat fomepizole bagi pasien. Bahkan selama 3 hari bulan November, terlihat tidak ada penambahan kasus,” ungkap @perupadata.

Akun @cakimiNOW mengatakan, ka­sus gagal ginjal akibat keteledoran soal obat ini harus jadi perhatian serius negara. “Negara tak boleh lalai keselamatan rakyatnya. Apalagi yang paling banyak korban masyarakat miskin. Negara harus memastikan bahwa obat yang dikonsumsi masyarakat aman,” tuturnya.

Baca juga : Kasus Covid Naik Lagi, Luhut Pastikan Pemerintah Tetap Terapkan PPKM

“Usut kasus gagal ginjal, anak bangsa penerus negeri bertumbangan, berjuang dengan memberikan keamanan, safety, quality,” kata @Liverreds0K.

“Pemerintah wajib hadir dan bertang­gungjawab atas kasus gagal ginjal akut,” kata @DrKurniasihPKS.

Baca juga : Buntut Kasus Gagal Ginjal Anak, DPR Minta BPKN Lebih Serius Lindungi Konsumen

Akun @septianjohanka mengatakan, tingginya kasus gagal ginjal akut me­nandakan penarikan obat/sirup tidak efektif. “Sirup sudah ditarik, namun kasus tetap ada. Hukum kausalitasnya belum ditegakkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), semoga bisa segera ditelu­suri,” ujarnya.

“Obat ditarik tapi belum ada satupun pihak yang memastikan bahwa obat itulah penyebabnya. Bahkan sebagian besar korban meninggal tidak mengkonsumsi obat-obat yang ditarik itu,” ungkap @andimicro.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.