BREAKING NEWS
 

Soal Program Citarum Harum

Kang Emil Disemprot, Netizen Pasang Badan

Reporter : IRANDI KASMARA
Editor : DEDE HERMAWAN
Rabu, 2 Januari 2019 12:36 WIB
(Foto: IG @ridwankamil)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil terus berbenah. Berbagai permasalahan diperbaiki mulai dari masalah kemacetan, banjir hingga masalah pembenahan sungai yang ada di Jabar.

Sejak dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Kang Emil terus berbenah. Berbagai permasalahan diperbaiki mulai dari masalah kemacetan, banjir hingga masalah pembenahan sungai. Jika ada yang tidak beres dalam pelaksanaannya, Kang Emil langsung gregetan. Seperti lambatnya pembenahan dan penuntasan program Citarum Harum. Tidak sungkan-sungkan, Kang Emil langsung ‘menyemprot’ lambatnya program Citarum karena tidak kompak dalam pelaksanaannya. Kritikan Kang Emil diungkapkan melalui artikel salah satu media lokal berjudul ‘Citarum Harum Belum Kompak’ pada 30 Desember 2018 lalu. 

Di dalam artikel itu, Kang Emil mengungkapkan, kegagalan Program Citarum Harum bukan karena persoalan uang. Sebab anggaran itu cukup besar. Masalahnya adalah soal kepemimpinan, sehingga mereka yang menjalankan itu tidak kompak. 

Baca juga : Salam 2 Jari Anies Dipermasalahkan

Rupanya, kritikan Kang Emil membuat Ketua Dewan Pembina Citarum Institute, Dini Dewi Heniarti terusik. Dini tak terima program Citarum Harum dianggap berjalan belum sesuai harapan. Bahkan, Dini menilai pernyataan Kang Emil tidak bijak. “Pernyataan RK(Ridwan Kamil) selaku gubernur, orang nomor satu di Jawa Barat, sangat tidak bijak dan sangat disayangkan,” ujar Dini, kemarin. 

Dia menganggap, pernyataan Kang Emil sangat mengusik dan melukai perasaan pegiat lingkungan yang terdiri dari berbagi elemen.  Lebih jauh, Dini pun mempertanyakan parameter atau tolak ukur yang digunakan Kang Emil dalam menilai program Citarum Harum gagal. Terlebih, program tersebut dimulai pada Maret 2018 atau kurang lebih baru berusia sekitar sembilan bulan. “Indikator apa yang digunakan, sehingga rasanya terlalu prematur untuk menghakimi program Citarum gagal,” katanya. 

Adsense

Lanjut, Dini mengatakan, penilaian Kang Emil terhadap program ini melebihi kewenangan. Katanya, dari struktur kepemimpinan Citarum Harum adalah Presiden karena diterbitkan melalui Perpres. Lalu ada beberapa kementerian di bawahnya.  Bisa dibilang, Presiden Joko Widodo yang berhak menyatakan kegagalan atas program tersebut. Sesuai Perpres No 15 tahun 2018, evaluasi hasil pelaksanan tugas Satgas dilakukan oleh pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman paling satu kali dalam tiga bulan. 

Baca juga : Program Citarum Harus Dikebut

Tim DAS Citarum melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan tugas kepada Presiden paling sedikit satu kali dalam enam bulan dan sewaktu-waktu diperlukan. Oleh karena itu Presidenlah yang berhak menyatakan kegagalan atas program Citarum Harum. Terkait dengan tudingan tidak kompak, Dini mempertanyakan lagi. “Siapa yang disebut mereka yang tidak kompak. Jika mengacu pada Perpres, pimpinan paling tinggi adalah presiden diikuti dengan beberapa kementerian di bawahnya, lalu Komandan Satuan Tugas, Wadansatgas. Ini akan menjadi lingkaran setan, karena akan saling menuduh siapa yang paling banya dosa atas ‘Kegagalan Program Citarum’ ini,” ucapnya. 

Kritikan yang diungkapkan Dini kepada Kang Emil terkait program Citarum justru diserang balik oleh warganet. Netizen justru ramai-ramai membela Kang Emil. Di kolom komentar detik.com, Suryo Widodo mengatakan Dini tidak perlu marah terhadap kritikan gubernur Jabar. Menurutnya, kritik yang disampaikan Kang Emil karena rasa pedulinya pada Citarum. 

Andhi Syaeful ikut membela Kang Emil. Dia bilang, pernyataan Kang Kamil yang mengkritik pelaksanaan Citarum Harum benar. “Anda pegiat citarum kok gak ada hasilnya,” tudingnya. Faizal Game menilai, kritikan yang disampaikan Kang Emil seharusnya menambah semangat untuk koreksi diri dan semakin kompak. “Malah ngegas bu.. Melihat dari sisi positif donk, kaya gak rela dikritik, coba ibu tunjukkan progressnya sudah sejauh mana?” ia menanyakan. 

Baca juga : Tersangka Diborgol, Buka Pengaduan Lewat Telepon

Hamuyad menerangkan, seharusnya ucapan Kang Emil dijadikan sebagai sarana instrospeksi. Jangan malah marah-marah. Namanya pemimpin seperti pilot pesawat, bisa melihat dengan area yang lebih luas. Jadi instrospeksi sajalah. Apalagi kalau udah dapet anggaran besar. Kalau hasilnya tidak maksimal ya jelas jadi sorotan. Terus kalau Presiden yang disalahkan. “Yaa terus kerjaan ente apa...?..Tidurrr ???”  Melanjutkan, Taufik F Noor mengatakan, kritik harusnya dijawab dengan hasil kinerja. Kalau cuma ngeles percuma jadi pejabat. “Ngegas banget si ibu ini, komen Kang Emil biasa aja. Kalau emang belum berjalan sesuai harapan ya emang kenyataan¬nya demikian,” terang Hsddetik. 

Kritikan kepada Dini masih berlanjut. Giliran Sule Iman yang melontarkan pernyataannya. “Siapa saja boleh menilai, karena program tersebut untuk rakyat, rakyatlah yang menilai. Kalau nggak mau dikritik, mending gak usah kerja aja situ. Cemen.”  Boywirayat menerangkan, kritikan Kang Emil berdasar. Kenyataannya memang begitu, proyek Citarum itu mungkin sudah belasan tahun berjalan, hasilnya masih begitu saja, kawasan Bandung Selatan tetap saja kebanjiran.  [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense