BREAKING NEWS
 

Nahan Haus Bisa, Nahan Lapar Sudah Biasa

Nahan Mudik? Mana Tahan

Reporter & Editor :
APRIANTO
Selasa, 13 April 2021 07:40 WIB
Ilustrasi larangan mudik. (Foto: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ramadan telah tiba. Mulai hari ini sampai sebulan ke depan, umat Islam akan berpuasa. Karena masih pandemi, puasa kali ini tak hanya harus menahan haus dan lapar, tapi juga harus menahan tidak mudik. Bisa kan?

Pemerintah memutuskan kembali melarang mudik Lebaran tahun ini. Larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 No.13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dari 6-17 Mei 2021.

Larangan mudik diberlakukan untuk moda transportasi darat, laut dan udara. Larangan dilakukan demi mencegah penularan virus Corona.

Baca juga : Bambro: Saya Sudah Coba Pertahankan

Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Korlantas Polri, Kombes Rudy Antarikswan mengatakan, kepolisian bakal menggelar Operasi Keselamatan pada 12-25 April 2021, serta Kegiatan Kepolisian yang Ditingkatkan (KKYD).

“KKYD akan mulai diperketat sebelum tanggal 6 Mei, sehingga polisi dapat memfilter masyarakat yang hendak mudik sebelum hari libur yang ditentukan,” ujarnya, kemarin.

Masyarakat yang keluar perbatasan daerah, akan diperiksa dan diverifikasi oleh petugas. Hanya saja, dia belum dapat menjelaskan secara rinci mengenai metode pemeriksaan kepolisian itu.

Baca juga : Diresmikan Wapres, Pasar Pariaman Sudah Tertata Rapi Dan Tidak Kumuh

“Kami memastikan tidak ada yang mudik duluan. Dan, kalau ada yang bepergian dengan alasan tertentu, diperiksa surat-surat dan dipastikan dalam keadaan sehat atau cek protokol kesehatan,” kata dia.

Polri pun menyiapkan 333 titik penyekatan yang tersebar di sepanjang lintasan Lampung hingga Bali untuk memastikan masyarakat tak melakukan kegiatan mudik.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, ada 27 juta orang yang tetap ngotot mau mudik meskipun sudah dilarang. Sementara, jika mudik tidak dilarang, ada 81 juta orang yang akan mudik.

Baca juga : Manut Aturan Pusat, Gibran Larang ASN Solo Mudik Lebaran

Kenapa masih ada yang ngotot tetap mudik meski dilarang? Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk mengatakan, mudik merupakan tradisi yang sulit diubah. Sekalipun saat ini kondisinya tidak normal. Sebab, mudik sudah diartikan sebagai panggilan suci, pengabdian ke orang tua maupun kampung halaman, yang di dalamnya, ada nilai-nilai sakral.

Adsense

“Ya puasa bisa tahan, lapar dan haus bisa tahan, tapi kalo mudik nggak bakal bisa. Karena sudah dimaknai sesuatu yang sakral. Kalau mereka bilang begitu, kita bisa apa? Itu karakter masyarakat komunal kita, masyarakat kultural kita,” terang Hamdi, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense