BREAKING NEWS
 

Lockdown Se-Jawa Disuarakan Banteng

Reporter & Editor :
APRIANTO
Senin, 28 Juni 2021 07:40 WIB
Wakil Ketua Komisi IX DPR dari PDIP, Charles Honoris. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang awalnya dinilai berhasil, sekarang dianggap tak efektif lagi menekan penyebaran Covid-19. Suara agar pemerintah menerapkan lockdown pun, semakin nyaring. Terbaru, desakan itu datang dari PDIP. Bedanya, usul dari markas banteng ini, hanya lockdown se-Jawa saja.

Pulau Jawa jadi penyumbang terbesar tingginya angka kasus Corona di Tanah Air. Kemarin, dari total kasus aktif harian sebesar 21.342, Jawa menyumbang sekitar 80 persen. Rinciannya: DKI Jakarta 9.394 kasus, Jawa Barat 3.787 kasus, Jawa Tengah 2.305 kasus, Jawa Timur 989 kasus, dan Yogyakarta 782 kasus.

Wakil Ketua Komisi IX DPR dari PDIP, Charles Honoris menilai, kasus Corona di Tanah Air khususnya Pulau Jawa, sudah sangat mengkhawatirkan.

Baca juga : Sydney Lockdown Dua Pekan, Darwin Lockdown 48 Jam

PPKM skala mikro, kata dia, tak cukup menghentikan serangan virus sialan itu.

“Ini mirip dengan kurva infeksi India pada April lalu. Di mana negara tersebut lumpuh karena tingkat penularan yang sangat tinggi pasca upacara massal keagamaan,” kata Charles melalui keterangan tertulisnya, kemarin.

Bukti PPKM tak efektif, sebut dia, kasus aktif masih tinggi yang membuat jumlah pasien naik drastis. Akibatnya, angka keterisian tempat tidur (BOR) di 5 provinsi di Jawa, lebih dari 80 persen.

Baca juga : Lockdown 14 Hari Butuh Rp 25 Triliun

Dia menilai, tidak ada cara lain yang harus ditempuh pemerintah selain terpaksa melakukan lockdown Se-Jawa. Dengan lockdown, maka akan terjadi penutupan secara total terhadap sekolah, pusat perbelanjaan dan perkantoran, kecuali pada segelintir sektor usaha vital tertentu.

“Kalau pembatasan mobilitas besar-besaran tidak dilakukan di hulu, maka penambahan kapasitas fasilitas kesehatan sebanyak apapun di hilir, tetap tidak akan memadai,” cetus kader banteng ini.

Ia meminta Presiden Jokowi mengambil langkah tegas sedini mungkin. Jangan sampai langkah tersebut baru dilakukan saat kondisi sudah benar-benar gawat dan banyak korban berjatuhan. “Tolong Pak Jokowi, kondisi sudah darurat. Jangan sampai ini semakin gawat, dan akhirnya kita semua tersapu ‘banjir bandang’ yang sebenarnya sudah kita ketahui ancamannya, api telat kita tanggulangi,” harap Charles.

Adsense

Baca juga : Pusri Palembang Pasarkan Benih

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman setuju dengan usulan Charles. Karena, 20 ribuan kasus yang muncul belum mencerminkan keadaan di permukaan. Hitungannya, minimal ada 100 ribu kasus per hari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense