Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lockdown, Mungkinkah?

Rabu, 2 Juni 2021 05:46 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring dengan terus melonjaknya angka yang terpapapar virus Corona saat ini, banyak usulan-usulan baru bermunculan untuk menghentikannya. Keren sih, tapi tetap saja tidak enak sekali realitanya. Beberapa di antaranya:

Pertama, nama virus penyakitnya terus bermutasi. Covid-19 alias Corona Virus Disease 2019 sekarang konon punya type baru yang lebih tidak terkendali. Sampai sekarang sudah banyak yang terpapar oleh virus ini.

Baca juga : Gercep Basmi Terorisme Papua

Pembunuhan oleh perantara virus bukan hanya jiwa manusia tapi sebuah negara. Ekonomi lumpuh. Kegiatan politik mati. Kegiatan sosial vacum. Kalau terus berlangsung lama bisa makin meluas kematiannya.

Covid-19 benar-benar telah membuat banyak manusia diterkam rasa takut mati hingga tingkat yang paling akut. Terjadi paranoia di mana-mana. Semuanya dibuat repot. Benar-benar perang melawan musuh yang invisible.

Baca juga : Panas Peta Capres 2024

Kedua, istilah lockdown. Ini istilah tak kalah mengerikan. Merujuk pada isolasi kegiatan pribadi, keluarga, bahkan masyarkat. Ya, lockdown merujuk pada aktivitas mengurung diri. Tergantung tingkat pesebaran virusnya.

Lockdown telah banyak dilakukan pemerintah di banyak negara. Warga disterilkan dari pusat penyebaran virus. Dikucilkan dikunci di sebuah lingkungan agar tidak terkontaminasi maupun mengkontaminasi. Di beberapa negara, program lockdown ini sukses. Bagaimana di Indonesia? Let see.

Baca juga : Bijak Bermedsos

Ketiga, istilah social dan physical distancing. Yaitu kegiatan jaga jarak dengan lawan bicara, antarteman, sahabat. Tidak ada salam-salaman. Tidak ada cipika-cipiki. Tidak ada perkumpulan. Semua hanya boleh salaman dengan isyarat. Tujuan utamanya: mencegah penyebaran. Itu saja.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.