BREAKING NEWS
 

Butuh Setahun Untuk Akrab dengan Keluarga

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Sabtu, 11 Januari 2020 10:26 WIB
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Di keluarga besar saya, terutama dari ayah, memang kami tak begitu akrab. Tidak seperti kebanyakan keluarga lainnya yang sering berkunjung, mengirim makanan atau sekadar chit-chat basa-basi bertanya hal yang basi seperti apa kabar dan hal-hal basi lainnya.

Saya juga nggak tahu pasti kenapa begitu, tapi kalau kata ibu saya, karena dari kakek nenek, bahkan buyut kami sebelumnya, sempat ada konflik yang menurut saya sangat klise dan sepele.

Tapi nggak tahu juga sih kalau buat mereka itu penting. Pernah sekali saya dan adik yang kecil diajak berkunjung ke salah satu keluarga ayah.

Saat tiba di rumahnya, mereka melihat saya dan adik seolah-olah kaget dan speechless, sampai berkata, “Ya ampun, nggak nyangka ya, kalian sudah besar-besar.

Baca juga : Jalan-jalan ke Water Park

Dulu inget nggak waktu kecil, sering aku gendong.” Dalam hati saya bergumam, please deh, yang namanya waktu kecil mana iya inget sih tante. Ibu saya yang ke nal betul watak anaknya langsung memberi saya kode, dengan mencolek lengannya saya, kemudian berbisik.

“Cukup simpan dalam hati saja ya,” Saya langsung mengangguk. Saya merasa sebegitu alakadarnya saat bertemu dengan saudara dan sepupu dari ayah ini.

Adsense

Kebetulan, ayah saya lelaki satu-satunya yang masih ada, setelah satu abang ayah saya meninggal, jadi ia seperti dituakan dan disegani di keluarganya yang lebih banyak perempuan.

Waktu itu ibu mengusulkan, melihat keresahan dari kakunya hubungan anak-anak mereka, dia ingin membuat sesuatu agar bisa melebur satu sama lain, katanya supaya lebih akrab.

Baca juga : Turnamen Voli Jadi Ajang Cari Jodoh

Akhirnya di Januari tahun lalu, dibentuklah grup WhatsApp keluarga sekaligus menggelar perkumpulan arisan. Tujuannya bukan cuma mengumpulkan uang dan makan-makan saja, tapi juga silaturahminya, itu yang penting.

Di dalam grup WhatsApp keluarga ini saya jadi tahu siapa saja saudarasaudara saya selama ini. Agak lebay sih, tapi memang begitu adanya. Di arisan pertama, berkumpullah semua keluarga ini.

Kebanyakan memang tinggal di Jakarta, ada juga yang jauh dari Bekasi dan Serang. Awalnya saya dan adik-adik saya agak malas sih ngumpul-ngumpul seperti itu, karena mikirnya pasti kebanyakan orang tua dan diisi oleh hal-hal yang basi-basi lagi.

Tapi orangtua saya sedikit mengancam, kalau tidak ikut, jalan-jalan kami bisa dibatalin. Ah terpaksa jadinya. Setelah datang, saya sadar, stigma jelek saya memang tidak baik jika diteruskan.

Baca juga : Hadiah Kejutan Dari Sang Badut

Nyatanya mereka rata-rata tidaklah se-membosankan yang saya pikir. Ada juga yang sudah ber umur tapi masih asyik diajak ngobrol. Ada juga anak mudanya yang suka meramaikan acara. Seolah memang tak terlihat lagi konflik yang pernah terjadi. Sampai di rumah ibu saya bilang, kapok nggak datang lagi.

Langsung saya jawab, nggak juga. Buktinya, perkumpulan arisan keluarga kami sudah setahun berjalan di Januari 2020 ini. Saya berharap dan berdoa, semoga ke depan, keluarga ini tetap kompak. Konflik yang lalu cukup lah sampai pada generasi lalu, jangan sampai turun ke generasi berikutnya. [DWI ILHAMI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense