Dark/Light Mode

Saran untuk Anies: Kata Dikurangin, Kerja Dibanyakin

Minggu, 5 Januari 2020 07:05 WIB
DADAH: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau tanggul Latuharhari dan Pintu Air Manggarai, Jumat Malam (3/1). Anies memastikan tanggul tetap kuat menahan debit air sehingga tidak jebol. Foto ini dipasang Anies di instagramnya, kemarin. Beragam komentar datang. Ada yang muji, ada yang nyinyir. (Foto: Instagram Anies)
DADAH: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau tanggul Latuharhari dan Pintu Air Manggarai, Jumat Malam (3/1). Anies memastikan tanggul tetap kuat menahan debit air sehingga tidak jebol. Foto ini dipasang Anies di instagramnya, kemarin. Beragam komentar datang. Ada yang muji, ada yang nyinyir. (Foto: Instagram Anies)

RM.id  Rakyat Merdeka - Apa pun yang diucapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, soal banjir, selalu saja dinyinyirin. Padahal, Anies juga tidak berhenti kerja. Nah, supaya tidak banyak yang nyinyir, Anies disaranin ngurangin berkata-kata, lalu banyakin kerja saja.

Saran tersebut datang dari Guru Besar Ilmu Politik UI, Prof Budyatna. Menurut dia, Anies baiknya saat ini mengurangi bicara dan memperbanyak kerja. "Ini bukan di dunia akademis, dunia kampus, atau sedang kampanye. Tapi ini, jabatan Gubernur, kerjaannya kompleks. Anies harus bisa tata kota, bukan cuma tata kata," ujar Budyatna kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Meski tak sepenuhnya menyalahkan Anies, tapi banjir yang melanda Jakarta disebut Budyatna tak lepas dari kurangnya kerja Anies. Dia menilai, upaya-upaya yang dilakukan Anies dalam "menyambut" banjir belum maksimal. Kerja Anies, dinilai Budyatna, juga tak kelihatan, jika dibandingkan era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Di era Ahok, memang ada banjir. Tapi, kata Budyatna, tak separah sekarang. Banjir "tahun baru" kemarin disebut-sebut termasuk yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Berimbas hilangnya nyawa sembilan orang dan membikin lebih dari 12 ribu warga mengungsi.

Baca juga : BKS Ngetes Jalur Layang Kereta Api Bandara Kualanamu

"Kini Anies malah seperti berusaha menutupi ketidakmampuan menanggulangi banjir dengan retorika-retorika dan imbauan-imbauan," imbuhnya.

Tak cuma imbauan, Anies juga sibuk membela diri. Dia main bantah-bantahan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono soal normalisasi sungai. Anies bahkan menyatakan siap debat soal penyebab banjir.

Selain itu, dia juga sempat silang pendapat dengan Presiden Jokowi soal budaya buang sampah sembarangan sebagai salah satu penyebab banjir. Anies tak sependapat dengan Jokowi. Dia juga menyinggung banjir besar pada 17 Januari 2013, saat DKI masih dipimpin Jokowi. Lainnya, dia pernah menyebut kalau banjir pada 2015 lebih banyak memakan korban.

"Cuap cuap, retorika seperti itu tak ada gunanya. Kontraproduktif. Daripada sibuk bantah-bantah, debat-debat, bela diri, lebih baik fokus bekerja. Kerja pakai otak dan tenaga, bukan mulut. Yang dilihat hasil kerja, bukan hasil kata," kritik Budyatna.

Baca juga : Ditanya Kebijakan Penanggulangan Banjir, Anies Masih Fokus Penanganan Korban

Anies disarankan lebih banyak menghasilkan kebijakan yang konkret. Budyatna mengingatkan, banjir merupakan prioritas Jakarta. "Pemerintah tidak dalam kapasitas meminta masyarakat sabar, tetapi mengambil kebijakan yang tepat," tutupnya.

Hal senada diucapkan Pengamat politik Dedi Kurnia Syah. Menurut dia, Anies harus menempatkan diri sebagai birokrat yang menghasilkan kebijakan. Lebih banyak bekerja ketimbang bicara. "Bukan sebagai penasihat atau tokoh agama," ujar Dedi merujuk pada kebiasaan Anies "bermain" kata.

Soal banjir, Dedi juga tidak melihat Anies melakukan upaya pencegahan atau penanggulangan banjir. Malah, Anies fokus pada pengungsian. Hal ini, katanya, menunjukkan Gubernur DKI itu pasrah dengan bencana langganan Jakarta itu.

Di jagat Twitter, netizen juga menyinggung soal retorika Anies. Mereka punya saran serupa. "Banjir yang jadi korban juga rakyat sih. Inginnya sih Pak Anies itu segera move on...gitu lho... Tidak selalu beretorika dengan kata-kata. Padahal yang dibutuhkan itu kerja nyata," cuit @YugoJokoLelono6.

Baca juga : Air Hujan Masuk Rumah, Warga Pondok Bambu Kerja Bakti

Hal serupa dicuit @Kristin_pare. Dia meminta Anies dan pendukungnya tak marah jika dikritik. "Dikritik bertubi-tubi ya memang bikin nyesek, tapi kalau ga pengin dikritik bertubi-tubi lha mbok Pak Anies-nya disuruh kerja. Kalo belum bisa "kerja bener", minimal "kerja", jangan retorika melulu," kicau dia. "Banyakan bicara, minim kerja...kasihan warga DKI," timpal @AliAhmadBaidow1.

Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga sempat meminta Anies fokus mengatasi banjir. "Sudahlah pak Gubernur, tak perlu kita bangun panggung debat untuk penyebab banjir ini apa, tak perlu membangun drama utk membela diri. Baiklah, bapak tidak salah, bapak benar. Sekarang, mari kita atasi banjir ini dengan benar, serius dengan alokasi anggaran untuk banjir," cuitnya dalam akun @FerdinandHaean2. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.