BREAKING NEWS
 

Kok, Jalan Sabang Tetap Rame Sih

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Jumat, 16 April 2021 06:27 WIB
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua pekan lalu saya ada urusan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kira-kira pukul 7 malam, saya pulang lewat Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Ketika lewat, ada yang bikin saya heran dan geleng-geleng kepala. Kawasan kuliner malam ini justru ramai pengunjung, tanpa protokol kesehatan dengan menjaga jarak.

Awalnya, saya kira kawasan ini akan sepi dan lengang. Sebab, saat ini kita masih dalam suasana pademi Covid-19. Ternyata, tidak demikian.

Baca juga : Akhirnya, Kena Juga

Kawasan Sabang memang jadi tempat nongkrong favorit anak muda dan pekerja kantoran di sekitaran Thamrin dan Sudirman. Sabang terkenal dengan banyaknya kafe, restoran, sampai jajanan kaki lima.

Adsense

Saat saya lewat, terlihat pemandangan pedagang makanan gerobak berjejer di kawasan Sabang. Dalam tenda, tempat duduk penuh pelanggan yang makan di tempat, tanpa jaga jarak.

Baca juga : Panti Gembira Lansia

Lewat dari arah Menteng melalui Jalan Sabang, keramaian ditambah dengan padatnya lalu lintas kendaraan. Kemacetan terjadi biasanya karena ada mobil yang ingin parkir dan keluar dari kawasan itu.

Dalam benak saya, kondisi ini mengherankan. Padahal, Jalan Sabang berada di kawasan pusat kota dan berada di ring 1 Balai Kota, tempat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkantor. Kenapa mereka dibiarkan menumpuk makan di sana?

Baca juga : Mudik Duluan

Pikir saya, harusnya kawasan itu masuk dalam pengawasan Pemprov DKI Jakarta. Namun, seolah dibiarkan. Dalam hati saya bergumam, apa mereka tak takut kena Covid-19? Padahal kalau dilihat, rata-rata pembeli merupakan pekerja kantor kawasan Thamrin-Sudirman yang saya rasa mereka paham dan well educated.

Tepat pekan lalu, saya kembali lewat Jalan Sabang. Ternyata, hal yang sama masih saja terjadi. Saya sih bukannya kepengin itu orang yang jualan dibubarkan. Karena mereka juga butuh cari uang di saat pandemi. Tapi, tolonglah, pembeli dan penjual sama-sama sadar akan protokol kesehatan. Kan bisa tetap jualan tapi posisi bangku antarpengunjung diatur dan diberi jarak. Nggak ngumpul-ngumpul gerombolan kayak satu geng. Ya, tapi entahlah. [Dwi Ilhami/Wartawan Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense