BREAKING NEWS
 

Suharso Monoarfa Tak Punya Daya Ungkit

Elektabilitas Merosot, Suara PPP Terbang ke Partainya Imin

Reporter : SUSILO YEKTI
Editor : ERWIN TAMSAL
Senin, 13 Mei 2019 09:11 WIB
Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kiri). (Foto: Twitter@PKB.ID).

 Sebelumnya 
“Dampak pertama kena negatifnya itu PPP. Khususnya di Kota Cimahi ini kan kental sekali dengan isu agama, sehingga PPP rontok,” ujarnya.

Sebelumnya, Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa kaget dengan penurunan suara PPP di Pemilu 2019. Suharso mengakui, pada Pemilu kali ini, suara PPP banyak tergerus bahkan di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi lumbung suara.

“Memang mengejutkan, termasuk kita dihabisin di daerah lumbung suara kita. Saya nggak tahu apa yang kita alami di lumbung suara kita,” katanya.

Baca juga : Elektabilitas Golkar Tetap Tinggi

Menurut Suharso, salah satu penyebab merosotnya suara PPP karena adanya praktik politik uang di Pemilu 2019. “Saya kira itu money politics luar biasa. Banyak di lumbung suara kami itu kan di mana-mana, mungkin kita semacam diadili oleh mereka,” ujarnya.

Suharso tidak menampik kasus korupsi menjerat elite partainya juga berpengaruh kepada elektabilitas PPP. Dalam lima tahun terakhir, sudah dua Ketum PPP ditahan KPK karena korupsi.

Pertama Suryadharma Ali. Terbaru Rommy, jadi tersangka suap jual beli jabatan di Kementerian Agama. Menurutnya kasus Rommy jadi bahan kampanye bagi lawan untuk menggerus suara PPP. Semula, kasus Rommy diperkirakan tidak banyak berpengaruh karena dia juga sudah mundur dari ketua umum.

Baca juga : Monoarfa Tak Bisa Dongkrak Partai Kabah

“Tadinya kami pikir itu nggak akan terganggu sama sekali, ternyata (kampanye hitam) begitu masif, terstruktur ke bawah,” akunya.

Selain itu, lanjut Suharso, penurunan suara PPP karena dampak kampanye hitam. Kata Suharso, kampanye hitam paling masif menyerang PPP adalah labelisasi partai penista agama.

Ini tak lepas dari sikap politik PPP di Pilgub DKI 2017 karena mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. PPP kena imbas karena dituduh sebagai pendukung penista agama.

Baca juga : Hasto Minta Kader Jualan Kartu Sakti Jokowi

Menurut Suharso, tuduhan itu terus dimainkan lawan politik untuk menggerus suara PPP di kalangan umat islam. Diketahui, hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, PPP hanya meraih suara di bawah 5 persen.

Quick count LSI Denny JA menyebutkan perolehan suara PPP berkisar 4,34 persen, sedangkan versi hitung cepat Litbang Kompas angkanya 4,60 persen. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense