Dark/Light Mode

Stop Politisasi

KPU: KPPS yang Meninggal Punya Riwayat Sakit

Minggu, 12 Mei 2019 12:44 WIB
Ketua KPU Arief Budiman (Foto: Istimewa)
Ketua KPU Arief Budiman (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meninggalnya ratusan petugas KPPS masih ramai dibicarakan. Bahkan kemarin, sempat viral kalau ada anggota KPPS yang tewas karena diracun. Ketua KPU Arief Budiman membantah kabar tersebut. Dia menegaskan, sejauh ini tidak ada laporan yang menyebut petugas KPPS meninggal karena diracun.

“Tidak ada sampai saat ini (diracun), tidak ada laporan yang menyatakan, yang meninggal ini karena keracunan, itu tidak ada,” katanya, di Gedung KPU, Jakarta, kemarin.

Kata Arief, dari seluruh jumlah petugas yang meninggal, kebanyakan mempunyai riwayat sakit. Sehingga dia kembali menegaskan bahwa faktor kelela- han menjadi salah satu penyebab banyaknya jatuh korban, bukan karena keracunan.

“Justru laporannya masuk yang ketika itu memang mereka sudah sakit. Ada yang jantung, hipertensi, Saya bukan dokter ya, saya enggak bisa menyimpulkan sampai sejauh itu,” sambung Arief.

Baca juga : TKN Jokowi: Politisasi Petugas Pemilu Wafat Sudah Keterlaluan

Pada pemilu 2019 ini juga diakuinya telah banyak dilaku- kan simulasi dan perhitungan pada penyelenggaran pemungutan suara. Contohnya Arief beberkan seperti pengurangan jumlah pemilih pada setiap TPS yang tadinya 500 orang menjadi 300 orang. “KPU melakukan simulasi dan KPU melihat ada kemung- kinan itu. Jadi kami antisipasi,” tegas Arief.

Bantahan juga disampaikan Komisioner KPU Evi Novida Ginting. Kata dia, informasi yang beredar itu dipastikan hoaks. KPU berharap pelaku penyebar hoax itu bertobat dan diampuni dosanya.

“Sama juga dengan yang di Bekasi, memberitakan orang meninggal sebelum waktunya padahal masih dirawat di rumah sakit. Itu kan satu hal yang nggak pantas dibuat, menyebarkan hoaks seperti itu,” kata Evi.

Dia mengatakan saat ini KPU dan jajarannya sedang berfokus mengawal rekapitulasi hasil Pemilu 2019. Dia mengatakan belum tahu apakah KPU akan menindaklanjuti masalah ini atau tidak.

Baca juga : People Power dan Upaya Delegitimasi KPU Langgar UU Pemilu

“Tentu kami tidak ingin mengganggu teman-teman di pro- vinsi untuk mengurus hal-hal yang lain selain fokus kepada rekapitulasi, karena ada nggak waktu yang harus kita capai target,” katanya.

Komisioner KPU Ilham Sahputra berharap, politisasi terh- adap tewasnya petugas KPPS dihentikan. Menurutnya, kalau harus ada investigas, itu bisa dilakukan nanti. ”Kami tidak ingin bilang bahwa ada rekayasa dan sebagainya, karena memang kami tidak melakukan apapun. Tapi mari kita evaluasi bersama-sama nanti setelah pemilu ini tahapannya selesai,” ujar Ilham.

Hal senada disampaikan Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin. Bawaslu meminta semua pihak untuk tidak mempolitisasi dari para petugas yang gugur ditengah duka para keluarga yang ditinggalkan.

“Pertama, kita sangat sedih kalau ada pihak memberitakan bohong atau fitnah, dipolitisasi seakan-akan korban meninggal akibat itu. Padahal faktornya sudah jelas karena kelelahan dan lain-lain,” jata Afif.

Baca juga : Luhut: Lupakan Politik, Mending Perangi Sampah

Sebelumnya, Menteri Kesahatan (Menkes) Nila F Moeloek telah mendatangi Kantor KPU pada Rabu (8/5) lalu. Menkes hadir atas undangan KPU untuk membahas kejadian meninggalnya ratusan petugas KPPS. Usai rapat, Menkes menjelaskan hasil temuan pemerintah. Pihaknya sudah mendalami fenomena ini dengan melakukan audit medis kepada petugas KPPS di wilayah DKI Jakarta.

“Kami meminta laporan Kepala Dinas Kesehatan di mana kami lakukan audit medik, dalam hal ini kami mendapat data lengkap, untuk hari ini berasal dari data dari di DKI,” jelas Nila.

Menkes mengatakan, di DKI Jakarta ada 18 petugas KPPS wafat dan 2.641 petugas sakit. Menkes mengaku pihaknya sudah melakukan autopsi verbal untuk mengetahui penyebab kematian petugas KPPS. [MHS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.