BREAKING NEWS
 

Stop Impor Aspal

Ayo, Bangun Pabrik Ekstraksi Di Buton

Reporter : ROMDONY SETIAWAN
Editor : UJANG SUNDA
Minggu, 20 Juni 2021 10:36 WIB
Ketua DPD LaNyalla Mahmud Mattalitti (Foto: Dok. DPD)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta Pemerintah mengembangkan potensi aspal Buton. Selain memajukan industri dalam negeri, pengembangan aspal Buton akan mengurangi impor aspal sebesar 1 juta ton per tahun. 

Menurutnya, pemerintah harus membuat roadmap untuk menggantikan impor aspal minyak sebesar 1 juta ton per tahun. Pemerintah juga harus menata ulang IUP-IUP (Izin Usaha Pertambangan). “Ini untuk mendukung penyediaan bahan baku 5 juta ton per tahun dalam waktu 10 tahun ke depan,” ujar LaNyalla, di Rumah Jabatan Wali Kota Baubau, kemarin. 

Mantan Ketua Umum PSSI ini berharap, pemerintah menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk membangun Pabrik Ekstraksi Aspal Buton. Sebab, aspal Buton merupakan aspal alam dengan cadangan terbesar di dunia. 

Baca juga : PGAS Solution Bangun Pabrik Pipa PE Di Karawang

Saat ini, urai dia, aspal Buton berjumlah 694 juta ton dengan kadar bitumen 15-35. Jumlah tersebut dapat melayani kebutuhan aspal nasional, menyuplai pembangunan jalan nasional selama 330 tahun, dengan asumsi kebutuhan aspal nasional sebesar 2 juta ton per tahun. 

Adsense

Dia menantang, apakah kita akan bersuka cita menyambut 1 abad aspal Buton, atau bersedih karena belum mampu mendayagunakan anugerah Tuhan ini secara maksimal. “Pemerintah harus menghentikan impor aspal minyak dan menggantikannya dengan aspal Buton full ekstraksi secara bertahap,” tegas Senator dari Jawa Timur ini. 

LaNyalla menambahkan, upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan aspal Buton kurang tepat sasaran dan tidak menyentuh inti permasalahan yang sebenarnya. Jika pemerintah berhasil mengoptimalkan produksi aspal Buton granular dari 70 ribu ton menjadi 350 ribu ton per tahun, Indonesia masih akan mengimpor aspal minyak sebesar 650 ribu ton per tahun. 

Baca juga : Kanwil BRI Jakarta II Salurkan Bantuan Anak Yatim Dan Lansia Di Bogor

“Kebutuhan aspal nasional sebesar 1,5 juta ton per tahun, sehingga kita mengimpor lebih dari 1 juta ton aspal minyak per tahun. Kita belum mampu berswasembada, dan aspal Buton belum mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini. 

LaNyalla berharap, peringatan 1 abad aspal Buton menjadi tahun bersejarah, menjadikan aspal Buton sebagai pengganti aspal minyak impor. Hal itu bisa dilakukan jika aspal Buton diproses terlebih dahulu menjadi aspal Buton full ekstraksi. Teknologi untuk melakukan proses ekstraksi secara andal dan ekonomis itu sudah ada. 

Dengan asumsi kandungan bitumen rata-rata sebesar 20 persen, bebernya, untuk menghasilkan aspal Buton full ekstraksi sejumlah 1 juta ton per tahun, diperlukan bahan baku sebanyak 5 juta ton per tahun. “Karenanya, pemerintah harus melakukan asesmen dan pengkajian mendalam terhadap keandalan dan keekonomian dari Teknologi Ekstraksi,” pungkas LaNyalla. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense