Dark/Light Mode

IPB: Kebijakan Amran Mampu Jaga Produksi dan Harga Pangan Stabil

Rabu, 16 Oktober 2019 14:15 WIB
Alsintan yang dibagikan Kementerian Pertanian untuk jaga pasokan produksi (Foto: Humas Kementan)
Alsintan yang dibagikan Kementerian Pertanian untuk jaga pasokan produksi (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Firdaus, menegaskan kondisi pangan selama pemerintahan Jokowi-JK patut dibanggakan. Pasalnya, harga pangan stabil karena pasokan dan produksi pangan yang lebih terjaga. 

“Berdasarkan laporan Bank Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan 2018, tingkat inflasi bahan pangan stabil dikisaran 3,01 sampai 3,61 persen. Hal ini disebabkan oleh pengendalian harga pangan membaik dari tahun tahun sebelumya,” kata Firdaus, di Bogor, Rabu (16/10).

Baca juga : Resmikan Tol Langit, Jokowi Dorong Produk UMKM Ke Pasar Global

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan, I Ketut Kariyasa, menambahkan keberhasilan pemerintah dalam penyediaan pangan dari produksi dalam negeri tampak dari stabilnya harga pangan di tingkat konsumen, bahkan pada hari-hari besar keagamaan maupun tahun baru dalam 3 tahun terakhir terlihat stabil. Stabilnya harga tersebut menyebabkan bahan makanan/pangan, termasuk beras di dalamnya mempunyai kontribusi yang besar dalam menekan infilasi.

“Jadi faktor produksi yang melimpah dan pasokan yang lancar yang dibangun Menteri Pertanian Amran Sulaiman, menjadikan penurunan inflasi pangan secara drastis,” ujarnya. 

Baca juga : KTNA: Stok Beras Era Amran Luar Biasa dan Membanggakan

Ketut menjelaskan hal ini dapat dilihat pada tahun 2014, tingkat inflasi pangan masih sangat tinggi, yaitu 10,57 persen dan jauh di atas infilasi umum yang pada waktu itu sekitar 8,36 persen. Pada 2015 dan 2016 inflasi bahan makanan/pangan mulai mengalami penurunan yang sangat drastis, yaitu masing-masing menjadi 4,93 persen pada tahun 2015 dan 5,69 persen pada 2016, dan bahkan pada tahun 2017 turun menjadi 1,26 persen dan merupakan inflasi yang paling rendah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. Bahkan menurut data yang dirilis BPS 1 Oktober, harga pangan pada September ini mengalami deflasi sebesar 1,97 persen.

“Kondisi ini lagi-lagi menunjukkan bahwa produksi pangan dalam negeri terus membaik untuk memenuhi permintaan pangan yang terus meningkat. Pada bulan Agustus 2019 lalu, kelompok pangan juga mengalami deflasi sebesar 0,19 persen,” pungkas Ketut. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.