Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Komunikasi Keluarga Di Tengah Disrupsi Dan Pandemi

Sabtu, 26 Februari 2022 12:02 WIB
Fita Fathurokhmah, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Foto : Ist)
Fita Fathurokhmah, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Foto : Ist)

 Sebelumnya 
Untuk menjaga ketahanan pranata keluarga perlu dibangun komunikasi keluarga yang efektif pada masa social and physical distancing akibat pandemi Covid-19. Komunikasi keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian. 
Tujuan dari komunikasi keluarga adalah memprakarsai dan memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota keluarga lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif (Baxter, 2006). 

Atas fenomena dari konflik, perilaku komunikasi, relasi didalam keluarga tersebut, teori komunikasi keluarga dapat menjelaskan tentang proses komunikasi keluarga dan relasi keluarga yang menerangkan fenomena keluarga tersebut. 

Komunikasi Kritis dalam Keluarga

Komunikasi yang memiliki fokus pelaku komunikasi melakukan penindasan dan emansipasi. Komunikasi yang terjadi di dalam keluarga menunjukkan praktik sosial dan institusi sosial yang berpengaruh negatif pada keluarga atau anggota keluarga. Seperti peran gender suami atau laki-laki membuat relasi kekuasaan dan merugikan wanita atau istri, anak dan minoritas dalam institusi sosial seperti pernikahan dan keluarga. 

Ini menunjukkan adanya ketidakadilan dan ketidakefektifan komunikasi (unmutual understanding) antara komunikator dan komunikan sehingga tujuan komunikasi sulit dicapai. Seharunya komunikasi dalam keluarga harus dijalin dengan menunjukkan kesejajaran antara relasi keluarga dan relasi sosial lainnya yang mendefinisikan struktur kekuasaan masyarakat. 

Baca juga : 4 Ide Kencan Romantis Di Rumah Selama Pandemi

Misalnya komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara majikan dan asisten rumah tangga. Lakukan komunikasi secara baik dalam keluarga. Hindari berteriak atau bernada tinggi saat berkomunikasi dengan keluarga. Sebaiknya gunakan bahasa yang lembut dan mudah dimengerti oleh anggota keluarga.

Komunikasi Keluarga Representatif

Komunikasi keluarga representatif ini dapat ditemukan pada keluarga model fungsi keluarga terbatas (David Olson). Komunikasi keluarga representatif ini termasuk teori komunikasi keluarga yang paling luas karena mengubungkan komunikasi keluarga dengan fungsi keluarga pada umumnya. 

Komunikasi keluarga representatif mengasosiasikannya dengan anak dan keluarga secara lebih luas. Model komunikasi keluarga ini menilai fungsi keluarga berdasarkan kohesi dan adaptabilitas keluarga, yang eksis di sepanjang kontinum yang pendiam menjadi komunikatif, yang kaku menjadi cair. 

Keterampilan komunikasi spesifik yang diidentifikasikan dalam model ini antara lain keterampilan berbicara, seperti berbicara untuk diri sendiri, keterampilan mendengarkan yaitu mendengar aktif dan empati, keterampilan komunikasi umum seperti pengungkapan diri, menjelaskan, melanjutkan, menelusuri, dan menunjukkan rasa hormat pada orang lain.

Baca juga : KPK, Kemendagri, Dan BPKP Awasi Pencegahan Korupsi Di Banten

Komunikasi Keluarga Dialektis

Komunikasi keluarga model dialektis menyatakan bahwa komunikasi keluarga adalah hasil 
dari dialektika, atau tujuan yang saling bertentangan atau tidak kompatibel, yang ingin dicapai oleh keluarga dan anggota keluarga (Leslie Baxter, 2006). Menurut Hegel dialektika dalam praktik komunikasi keluarga diselesaikan dengan sintesis atas kekuatan yang saling bertentangan. 

Dialektika relasional tidak dipecahkan secara permanen, tetapi terombang ambing di antara kekuatan yang ada didalam komunikasi keluarga dan dialektika ini memberikan makna bagi kekuatan tersebut. Meskipun ketegangan dialektika dapat dialami disejumlah wilayah relasi, yang paling relevan bagi keluarga adalah afiliasi, prediktabilitas, dan kedekatan. 

Hal ini dapat dialami di dalam relasi keluarga, dan dalam relasi keluarga dengan lingkungan sosial lainnya. Meskipun dialektika tidak dapat dipecahkan, dialektika sering dirasakan sebagai ancaman bagi relasi keluarga, dan keluarga menggunakan berbagai macam cara untuk mengelola dialektika. 

Tidak semua cara itu efektif dan berfungsi. Beberapa strategi, misalnya berusaha mengintegrasikan keinginan yang saling bertentangan kedalam keluarga dan mereafirmasikan sentralitas dan interdependensi relasi, biasanya membuahkan hasil yang lebih positif. Sedangkan cara lain, seperti penolakan atau disorientasi, cenderung menimbulkan hasil negatif.

Baca juga : LaNyalla Apresiasi Optimisme Pengusaha Hadapi Pandemi

Segala aktivitas yang fokus dilakukan di dalam rumah, mulai dari bekerja, sekolah, dan aktifitas lainnya hampir 24 jam dalam sehari akibat social and physical distancing masa Covid-19. Termasuk interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga satu dengan yang lainnya menuntut kita untuk terampil berkomunikasi dalam keluarga. 

Komunikasi yang kurang intensif sangat rentan menjadi penyebab terjadinya disfungsi komunikasi tidak terkecuali bagi sebuah keluarga.  Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis dan tidak nyaman tentu akan membuat penghuninya menjadi tidak betah, rentan konflik baik itu antara suami-istri maupun orang tua-anak dan lingkungan sosialnya. 

Komunikasi keluarga dibangun untuk saling pengertian (mutual understanding) satu sama lain, saling menghargai (mutual apreciate) sudut pandang masing-masing, saling percaya (mutual confidence), mau menjadi pendengar yang baik, mengayomi dan mau menerima perbedaan antara satu dengan lainnya.

Inilah  kesempatan membangun romantisme kekeluargaan ditengah tuntutan kapitalis, dengan cara membangun keluarga yang memiliki kedekatan baik secara fisik maupun emosional. (**) 

Penulis : Fita Fathurokhmah, M.Si
Dosen Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.