Dark/Light Mode

DPR Pelototin Terus Kasus Dugaan Data Pemilih Bocor

Guspardi Gaus: Telusuri Dan Tindak Pelaku Peretasan

Kamis, 14 Desember 2023 06:50 WIB
Guspardi Gaus, Anggota Komisi II DPR. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id
Guspardi Gaus, Anggota Komisi II DPR. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id

RM.id  Rakyat Merdeka - Dugaan kebocoran data pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada akhir November 2023, kembali dipertanyakan. 

Anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, menagih penjelasan soal dugaan kebocoran data pemilih tersebut kepada KPU. Dia meminta masalah kebocoran data ini, tak dianggap remeh.

"Mesti ada pihak yang bertanggung jawab. Hingga saat ini, belum ada yang menyatakan bertanggung jawab dan memberi klarifikasi," kata Mardani, Senin (11/12/2023).

Mardani menyatakan, Komisi II DPR akan mengejar penjelasan KPU hingga pihak terkait menyangkut dugaan kebocoran data pemilih ini. Sebab, menurut Mardani, data pemilih adalah hal vital.

Baca juga : Mardani Ali Sera: Ini Masalah Penting, Bisa Merusak Negeri

"Hacker itu detail dan terus mendesak. Sikap kita semua mesti elegan dan bertanggung jawab," tuturnya.

Lebih lanjut, Mardani meminta KPU agar lebih waspada. Hal itu agar sistem keamanan data bisa terjaga. "Perlu waspada agar security sistemnya terjaga," pungkasnya

Sebelumnya, peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut. Hal itu diungkap oleh Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha pada Selasa (28/11/2023). 

Dia menjelaskan, akun anonim "Jimbo" membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums, yang biasa digunakan untuk menjual hasil peretasan.

Baca juga : 204 Juta Data Pemilih Bocor, Tenang Jangan Panik

Selain itu, ada juga beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut. 

Dia menuturkan, setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik. Lanjut dia, jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, serta 128 negara perwakilan.

Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi lintas lembaga setelah dua pekan dugaan kebocoran itu mengemuka. Dia belum bisa memastikan mengenai dugaan kebocoran data ini.

"Kami selalu berkoordinasi day by day dengan tim Satgas keamanan siber KPU. Sampai saat ini, Mabes Polri masih berproses atas dugaan tersebut," kata Betty kepada Rakyat Merdeka, Rabu (13/12/2023). 

Baca juga : Guspardi Gaus: Kami Sudah Merayu Perempuan Daftar

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Guspardi Gaus menyarankan, KPU sebaiknya terbuka mengenai dugaan kebocoran tersebut. 

Selain itu, kata dia, diperlukan langkah antisipasi agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, khususnya pada proses penghitungan suara nanti. 

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara selengkapnya dengan Guspardi Gaus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.