Dewan Pers

Dark/Light Mode

Jaga dan Lestarikan Batik, Universitas Budi Luhur Gelar Wastra Nusantara

Selasa, 14 Maret 2023 20:51 WIB
Pembukaan Wastra Nusantara (Kain Tradisional) batik dan tenun Baduy, di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan. (Foto: Dok. UBL)
Pembukaan Wastra Nusantara (Kain Tradisional) batik dan tenun Baduy, di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan. (Foto: Dok. UBL)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk mengenalkan kain batik pada generasi muda sekaligus rangkaian ulang tahun ke-44, Universitas Budi Luhur (UBL) menggelar eksibisi Wastra Nusantara (Kain Tradisional) batik dan tenun Baduy, di Kampus UBL, Ciledug, Jakarta Selatan, 14- 15 Maret 2023. Rektor UBL Wendi Useno mengatakan, kegiatan ini penting untuk mendekatkan lagi budaya Indonesia ke generasi muda, agar tidak terkikis perubahan zaman.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti Kasih Hanggoro, Dubes Sri Lanka untuk Indonesia Laksamana Profesor Jayanath Colombage, dan Cultural Affairs Assistant for Youth Outreach Kedubes AS Jakarta Delia Vitananda.

Berita Terkait : Cegah Kecelakaan Lalin, Jasa Raharja Gandeng Universitas Brawijaya

Selain memamerkan puluhan wastra klasik milik Museum Batik Indonesia, eksibisi juga menampilkan fashion show karya desainer asal Indonesia yang sudah go international Nanang Sharna, serta demo membuat batik dan menenun dengan alat tradisional. Fashion show yang menampilkan kreasi Nanang Sharna dibawakan secara apik oleh sekitar 30 mahasiswa UBL.

Wendi berharap, wastra Indonesia juga menarik perhatian anak muda sehingga mau melestarikannya. “Untuk itu, kami buat lomba desain batik kontemporer, dengan mahasiswa jadi belajar soal batik dan wastra lainnya,” katanya.

Berita Terkait : Lahirkan Diplomat Muda, Universitas Budi Luhur Gelar Kompetisi JSDC

Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti Kasih Hanggoro mengaku suka batik sejak usia muda secara tak sengaja. “Waktu SMP, saya mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa ke mana-mana. Supaya tidak bosan, ibu mendatangkan guru membatik ke rumah. Kegiatan jadi seru karena empat sahabat yang nemani saya selama sakit juga ikut membatik,” ceritanya.

Pria yang akrab dipanggil Pak Aang itu berharap, kecintaan terhadap wastra juga menular ke mahasiswanya. Sehingga kecintaan terhadap budaya bangsa tersebut semakin bertumbuh.

Berita Terkait : Ganjar Muda Padjajaran Gelar Pawai Bebegig Sukamantri

“Apalagi jika wastra bisa menjadi bagian dari fashion anak muda. Tak hanya melestarikan budaya bangsa, tapi juga meningkatkan perekonomian para pengrajinnya. Dan wastra akan dikenal secara global,” pungkasnya.■