Dark/Light Mode

Haedar Nashir: Pendidikan Jangan Hanya Jadi Pabrik “Robot” Pekerja

Kamis, 2 Mei 2024 13:28 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir (tengah). (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir (tengah). (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menggarisbawahi tantangan mendalam yang dihadapi pendidikan nasional Indonesia ke depan. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pendidikan nasional tidak boleh mengabaikan nilai-nilai Pancasila, agama, dan budaya luhur bangsa.

Haedar mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan terkait posisi Indonesia dalam Human Development Index (HDI) yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain. Tingkat daya saing bangsa juga masih berada di bawah rata-rata. Bahkan dalam hal kecerdasan, Indonesia masih terkendala dalam mencapai posisi yang diharapkan.

"Artinya, pendidikan nasional Indonesia masih belum setara dengan negara-negara lain," ujar Haedar, dalam Hari Pendidikan Nasional, Kamis (2/5).

Ia menekankan, tugas para perumus kebijakan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan hingga mencapai tingkat unggul dan berkelanjutan.

Baca juga : Lebaran, Ratusan Personel Disiagakan Saat Pelaksanaan Salat Id Di Mimika

Menurut Haedar, proses ini membutuhkan komitmen kuat, karena pendidikan merupakan proses jangka panjang dan strategis yang memerlukan konsistensi. Haedar menegaskan, pergantian menteri pendidikan adalah hal yang biasa, namun pentingnya kesinambungan dalam kebijakan pendidikan nasional tidak boleh terganggu.

Pada kesempatan yang sama, Haedar menyoroti peran penting sektor swasta dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, terutama yang berbasis pada gerakan sosial-keagamaan. Lembaga-lembaga seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Taman Siswa memiliki sejarah panjang dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendidikan nasional serta perjuangan kemerdekaan.

“Maka, menjadi naif bila ada pikiran-pikiran dalam perumusan kebijakan pendidikan nasional memarjinalkan peran swasta kemasyarakatan-keagamaan, justru kebijakannya harus integratif dan proporsional,” tegas Haedar.

Menurutnya, dalam persaingan antara pendidikan negeri dan swasta, terutama yang berbasis keagamaan dan masyarakat yang non-profit, haruslah dilihat sebagai potensi untuk membangun pendidikan Indonesia secara bersama-sama. Haedar menyatakan, mempertentangkan kedua sektor tersebut hanya akan menghambat upaya pembangunan pendidikan secara holistik.

Baca juga : Sebaiknya Pemberian Bansos Diatur Ulang

Pernyataan Haedar ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Hanya dengan bekerja secara bersama-sama, Indonesia dapat membangun sistem pendidikan yang inklusif dan merata, serta mendorong kemajuan pendidikan untuk generasi mendatang.

Tak hanya menyoroti aspek kebijakan dan struktur pendidikan, Haedar juga mengingatkan pentingnya membangun generasi Indonesia yang memiliki jiwa dan karakter yang kuat. Ia menekankan, pendidikan nasional tidak boleh hanya menjadi pabrik yang menghasilkan "robot-robot" pekerja yang tidak memiliki jiwa dan akal budi.

"Membangun Indonesia melalui pendidikan haruslah meliputi jiwa dan raga," tegas Haedar. Ia menyatakan, menjadi sebuah distorsi jika pendidikan hanya menghasilkan individu yang mekanis dan kurang memiliki kedalaman jiwa.

Haedar menegaskan, pendidikan Indonesia harus menghasilkan insan-insan yang kuat dalam religiusitasnya, berakar pada iman dan takwa, dengan akhlak yang mulia, berilmu, mahir dalam penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian dalam berbagai bidang. Mereka juga diharapkan menjadi individu yang berjiwa sosial, mampu hidup secara bergotong royong dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat.

Baca juga : Tokoh Pendidikan Indonesia Jadi Pembicara Di Forum Perempuan Dunia PBB

Pesan Haedar ini menggarisbawahi pentingnya membangun pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mengutamakan aspek akademis dan teknis, tetapi juga menekankan pengembangan jiwa dan karakter yang kokoh bagi generasi penerus bangsa. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif seperti ini, Indonesia dapat menghasilkan insan-insan yang berdaya saing tinggi dan memiliki kontribusi yang berarti dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.