Dark/Light Mode

Dampak AI Terhadap Penyebaran Misinformasi

Rabu, 8 Mei 2024 11:40 WIB
Ilustrasi AI dengan manusia. (Sumber: adobe stock)
Ilustrasi AI dengan manusia. (Sumber: adobe stock)

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang diciptakan oleh manusia juga berkembang dengan pesat sehingga menyebabkan adanya revolusi industri, revolusi industri yang semula 1.0 hingga saat ini menjadi 4.0 dan bisa dibilang kita akan segera masuk ke zaman revolusi industri 5.0, yang semua itu ditandai dengan banyaknya penggabungan antara teknologi dengan manusia, sebagai contoh paling mudahnya adalah Artificial Intelligence (AI).
AI atau bisa dikenal dengan kecerdasan buatan adalah teknologi yang membantu menciptakan sistem yang dapat berpikir dan membuat keputusan seperti manusia. AI ini dapat membantu dalam berbagai macam tugas, seperti membantu dalam membuat keputusan, memproses data, dan membuat tindakan yang efisien, sehingga saat ini banyak digunakan oleh banyak orang mulai dari kalangan pelajar, orang tua, karyawan perusahaan, editor, atau bahkan seorang programmer sekalipun. Contoh paling simplenya adalah DALL-E 2 yang dikembangkan oleh perusahaan terkemuka milik Elon Musk, fungsi dari AI ini yaitu membuat gambar dari teks yang kita masukkan, sehingga kita tidak perlu lagi bersusah payah menggambar.

Di Indonesia, masyrakatnya banyak sekali yang menggunakan AI terutama Gen Z, dalam pemaparan oleh Country Head of Android of Google Indonesia, Denny Galant disebutkan bahwa adaptasi AI di Indonesia didominasi oleh Generasi Z (Gen Z). Menurut Denny Galant, sebanyak 43 persen pengguna AI generatif adalah Gen Z, dari data yang dipaparkan tersebut Gen Z memakai AI generative untuk membuat sebuah gambar yang dimana dari hasil gambar buatan AI tersebut akan dimasukkan ke dalam karyanya, contoh karya paling umum adalah poster.
Dari bukti tersebut, juga bisa dibilang generasi muda Indonesia sudah melek akan teknologi AI. Hal ini bukan tanpa alasan. Gen Z yang dikenal sebagai pengguna aktif internet merupakan golongan anak muda yang memiliki banyak ide kreatif dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dan seperti biasa dengan masuknya teknologi baru ke masyarakat jelas akan menimbulkan sebuah ancaman dan peluang yang baru juga, dan kali ini saya akan menjelaskan salah satu ancaman yang akan timbul apabila AI digunakan oleh orang yang salah.

Baca juga : Toyota: Generasi Muda Berperan Penting Dalam Dekarbonisasi


Salah satu ancaman terbesar adanya AI di Indonesia
Pada periode AI ini telah merevolusi setiap lini industri dalam kehidupan bermasyarakat, membawa sebuah kemajuan dan tantangan yang baru, salah satu dampak AI yang cukup mengkhawatirkan adalah dengan semakin memperburuk fenomena misinformasi. Namun, perlu digaris bawahi bahwa masalah ini bukan semata kesalahan teknologi AI itu sendiri, akarnya juga ada pada sisi psikologis manusia, hal ini dikarenakan misinformasi terkait erat dengan yang namanya predisposition kognitif (kesalahan manusia dalam berpikir dan menilai sesuatu dengan alam bawah sadar) yang dimiliki oleh manusia.
Kondisi penyebaran misinformasi ini memiliki potensi menjadi lebih marak dan semakin parah, dikarenakan dengan adanya AI yang memiliki kemampuan dalam menciptakan dan memperkuat adanya misinformasi contoh yang paling terkenal adalah konten berupa deepfake, yaitu konten yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat video atau audio yang menampilkan orang atau sesuatu yang tidak asli, yang dibuat oleh AI.
Hal ini dimungkinkan karena AI hanya dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan client atau pengguna, yang kemudian akan mempromosikan konten misinformasi yang salah. Oleh karena itu, algoritma memiliki kemampuan mengarahkan individu masuk ke echo chamber atau bisa disebut ruang gema yang sangat mungkin berisi informasi palsu. Ruang gema atau echo chamber, adalah sebuah lingkungan, ketika seseorang hanya menemukan pendapat dan keyakinan yang sama, yang membuatnya merasa tidak ada keharusan untuk mempertimbangkan pendapat dan keyakinan dari sumber alternatif lainnya.
Fenomena ini dapat terjadi di mana saja, baik dalam media sosial maupun dalam kehidupan nyata sehingga ruang gema dapat menjadi mekanisme untuk memperkuat opini di dalam kelompok yang kemudian menyebabkan pergerakan grup ke posisi yang semakin ekstrem. Hal ini juga dapat meningkatkan polarisasi dan ekstremisme, serta dapat membuat seseorang lebih mudah menjadi korban misinformasi dan berita bohong.

Untuk menangani hal ini maka diperlukan sebuah pendekatan teknologi dan partisipasi dalama masyarakat, dan ironisnya dari perspektif teknis, AI bisa digunakan untuk menyebarkan misinformasi tapi juga dapat menjadi alat untuk melawan misinformasi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat. Selain itu, komitmen publik dalam melawan misinformasi yang dihasilkan oleh AI juga sama pentingnya. Hal ini dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun kelompok organisasi sipil dengan melatih literasi digital masyarakat agar mereka bisa lebih kritis, hati-hati, dan lebih berdaya dalam berinteraksi dengan konten digital yang beredar.
Dengan menggabungkan teknologi AI dan partisipasi masyarakat, perjuangan melawan misinformasi ini bisa menjadi lebih mudah dan efisien. Kolaborasi antara pengembang AI dan pemeriksa fakta menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan oleh tangan yang tepat dalam melawan misinformasi. Meskipun AI sangat berpotensi menjadi alat penyebar misinformasi, teknologi ini juga mampu mendeteksi dan menangkalnya, semua itu tergantung sejauh mana kita bijak dalam menggunakan dan bagaimana cara kita membangun kerja sama yang sinergis antara upaya meningkatkan literasi media dan keterampilan kritis masyarakat.

Referensi
M. Labib Fairuz Ibad. (2023, Desember 15). Gen Z Jadi Pengguna AI Generatif Paling Banyak di Indonesia, Apa Sebabnya?. Liputan6. https://www.liputan6.com/tekno/read/5481406/gen-z-jadi-pengguna-ai-generatif-paling-banyak-di-indonesia-apa-sebabnya
Ardy Mahdi Nugroho, Aurelius Aquila Tapiheru, dan Irdha Dewi Mahardika. (2022, April 24). Persebaran Misinformasi dalam Ruang Gema Media Sosial. Balailrung presshttps://www.balairungpress.com/2022/04/persebaran-misinformasi-dalam-ruang-gema-media-sosial/
Mauliansyah Zulian
Mauliansyah Zulian
Mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.