Dark/Light Mode

Listrik Mau Naik 2022

Tahun Baru, Beban Baru

Jumat, 3 Desember 2021 08:56 WIB
Ilustrasi tarif listrik naik (Kartun: Mice)
Ilustrasi tarif listrik naik (Kartun: Mice)

 Sebelumnya 
Apakah rencana kenaikan ini tepat? Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, tidak. Dia menerangkan, selama ini harga batubara, minyak bumi, dan inflasi rendah. Di saat yang sama, PLN juga melakukan pencabutan subsidi kepada jutaan rumah tangga. Dari pencabutan subsidi itu, sudah banyak penghematan yang didapat pemerintah.

Di sini lain, dia melihat daya beli masyarakat masih sangat rendah. Kalau listrik dinaikkan, daya beli itu akan anjlok kembali. Hal ini bisa berpengaruh buruk pada pertumbuhan ekonomi.

"Sekarang daya beli masyarakat masih lemah. Kalau buru-buru tarif listrik dinaikkan, efeknya ke tekanan inflasi dan akan jadi beban ke seluruh lapisan masyarakat," kata Bhima, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Anis Matta Puji Daya Tahan UMKM Bali Terhadap Terpaan Krisis

Atas hal itu, dia menyarankan, sebaiknya Pemerintah dan PLN menunda dulu rencana ini sampai pemulihan ekonomi solid. Jika tarif listrik naik sekarang, justru akan menjadi beban baru. Yang dikhawatirkan, kenaikan tarif listrik akan menyebabkan pemulihan ekonomi berlangsung lama. Sebab, kenaikan tarif listrik bisa berimbas ke kedatangan harga yang lain.

“Kalau PLN butuh dana tambahan, sebaiknya sisa anggaran lebih PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) atau APBN dialihkan untuk stabilisasi tarif listrik. Banyak simpanan Pemda yang menganggur bisa digunakan untuk dana menjaga stabilitas tarif listrik," usulnya.

Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus menyampaikan hal serupa. Dia bilang, sebaiknya Pemerintah menunda kebijakan tak populis sampai menunggu situasi tepat. Apalagi tahun depan Pemerintah juga berencana menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen.

Baca juga : Kasus Positif Naik 404, Kematian Harian Bertambah 11

Di dunia maya, masyarakat juga ramai-ramai menolak rencana kenaikan ini. Akun @hadiwibowol mengatakan, ekonomi rakyat saat ini baru pulih setelah dihantam Corona. Dalam kondisi seperti ini, mestinya pemerintah menurunkan tarif listrik agar ekonomi rakyat bisa segera berlari. "Bukan malah memberi beban baru dengan menaikkan tarif listrik yang saat ini sudah sangat tinggi," protesnya.

Akun @venomliomz menyampaikan hal serupa. Dia menyatakan, dengan kenaikan gaji tahun depan yang hanya sekitar 1 persen, kenaikan tarif listrik akan sangat memberatkan.

Akun @hwriyantods mengeluhkan hal serupa. Kata dia, di beberapa daerah kenaikan upah di tahun depan hanya Rp 18 ribu. "Ini tarif listrik sudah mau duluin aja. Belum kebutuhan yang lain, angel wis angel," keluhnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.