Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ketua MK Anwar Usman Sah Jadi Adik Ipar Jokowi, Ijab Kabul Lancar Tanpa Pengulangan
- Jadi Pelatih Terbaik Inggris, Klopp: Ini Penghormatan Di Musim Yang Gila
- BMKG: Hari Ini, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berawan
- Elkan Baggott Masuk, Ini 29 Pemain Yang Disiapkan Menuju Piala Asia
- 19 Siswa SD Dan 2 Dewasa Tewas Dalam Serangan Pistol Di Robb Elementary School, Texas

RM.id Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,17 persen ke level Rp 14.418 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.442 per dolar AS.
Mata uang Garuda yang menguat bersama beberapa mata uang Asia seperti peso Filipina naik 0,26 persen dan yuan China 0,08 persen. Sedangkan mayoritas melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang minus 0,07 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, baht Thailand menurun 0,06 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,05 persen.
Berita Terkait : Pasar Takut Omicron, Rupiah Nyungsep
Indeks dolar AS, yang mengukur terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,309. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,17 persen ke level Rp 16.623, terhadap poundsterling Inggris juga melemah 0,15 persen ke level Rp 19.116, dan terhadap dolar Australia melemah 0,08 persen ke level Rp 10.154.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah ada peluang berbalik menguat pada hari ini. Pasalnya, bursa saham Eropa dan AS menguat semalam. Begitu juga dengan bursa Asia pada pagi ini.
Berita Terkait : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Nyungsep
Menurut Ariston, hal ini karena meredanya kekhawatiran pasar terhadap virus omicron mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko.
“Potensi penguatan rupiah tidak terlalu tinggi. Pasalnya, masih ada sentimen kekhawatiran pasar terhadap percepatan pengurangan likuiditas (tapering) bank sentral AS, The Federal Reserve,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/12).
Berita Terkait : Indeks Saham Asia Kinclong, Rupiah Ikutan Joss
Selain itu, pelaku pasar masih menunggu rilis data neraca perdagangan China pada hari ini. Bila surplus tinggi, maka ada harapan pemulihan ekonomi akan terjadi dan mempengaruhi laju perekonomian dunia.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.420 sampai Rp 14.460 per dolar AS. [DWI]
Tags :
Berita Lainnya