Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Keliling Pulau Jawa, KAI Gandeng BNPT Tangkal Pegawai Terpapar Radikalisme

Kamis, 9 Desember 2021 13:54 WIB
Kepala BNPT Boy Rafli Amar (tengah) dan jajaran PT KAI saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di Stasiun Gambir, Jakarta,  Rabu (8/12).(Foto : PT KAI)
Kepala BNPT Boy Rafli Amar (tengah) dan jajaran PT KAI saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (8/12).(Foto : PT KAI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme. Menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), acara digelar  di 8 stasiun dan menggunakan Kereta Api Inspeksi sejak Rabu (8/12) sampai Jumat (10/12).

Kegiatan dialog kebangsaan dilakukan di Stasiun Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Ketapang, Surabaya Gubeng, dan Semarang Tawang.

Pada setiap stasiun yang dikunjungi, jajaran Komisaris KAI, Direksi KAI, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, dan tokoh lainnya memberikan edukasi kepada para pegawai KAI dalam rangka menangkal narasi intoleran, anti pancasila, dan anti NKRI. 

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme ini.

Baca juga : Keren, Gelandang Bhayangkara Adam Alis Sabet Pemain Terbaik November 2021

Ia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.

“Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apapun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di Stasiun Gambir, Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/12).

Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021.

Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari core values KAI yaitu AKHLAK untuk terus melakukan Kolaborasi, dengan membangun kerja sama yang sinergis dengan seluruh stakeholders.

Baca juga : Kuatkan Pasukan Darat, Garda Bangsa Siapkan Cak Imin Capres 2024

“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pegawai KAI diharapkan memiliki daya cegah dan daya tangkal agar dapat memproteksi diri serta lingkungan sekitar dari propaganda terorisme,” kata Didiek.

Pada acara tersebut, juga dilakukan peresmian Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) di Stasiun Solo Balapan, Malang, dan Surabaya Gubeng.

KAI dan BNPT bekerja sama dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berusaha di stasiun. Warung NKRI ini didirikan untuk mengangkat narasi anti ideologi terorisme dengan menyatukan eks napi terorisme dengan penyintas.

Konsep warung ditujukan agar mitra binaan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Baca juga : Korni: Hari Pahlawan Momentum Generasi Muda Perangi Radikalisme

Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun.

Upaya ini juga sebagai dukungan KAI untuk melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs) PBB poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para mitra binaan membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan.

Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN. Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.

“Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi pancasila,” kata Boy Rafli Amar. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.