Dark/Light Mode

Demi Stabilitas Makroekonomi, BI Minta Reformasi di Sektor Keuangan Dilanjutkan

Senin, 10 Juni 2019 11:57 WIB
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral serta Deputi Keuangan dan Bank Sentral negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang pada 6-9 Juni 2019. (Foto: Humas BI)
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral serta Deputi Keuangan dan Bank Sentral negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang pada 6-9 Juni 2019. (Foto: Humas BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia menegaskan pentingnya melanjutkan agenda reformasi di sektor keuangan, untuk memitigasi risiko dan mengatasi kerentanan. Antara lain, melalui upaya pendalaman pasar keuangan.

Terkait hal tersebut, Bank Indonesia memandang laju implementasi agenda reformasi sektor keuangan yang beragam (fragmented) di banyak negara, perlu menjadi perhatian. Hal itu dapat diatasi dengan meningkatkan kerja sama dan sharing informasi antar otoritas dari negara lain.

Selain itu, Bank Indonesia juga menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara upaya untuk mendorong perkembangan inovasi di sektor keuangan, dengan upaya memitigasi risiko yang dapat ditimbulkan.

Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral serta Deputi Keuangan dan Bank Sentral negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang pada 6-9 Juni lalu. Acara ini dihadiri delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.

Baca juga : Hari Ini, Tempat Rekreasi Rakyat Di Jakarta Kembali Dibuka

Tensi perdagangan yang kembali meningkat, mewarnai diskusi dalam pertemuan otoritas keuangan dan moneter tersebut.

"Hal ini dinilai telah berdampak negatif bagi ekonomi global, serta mempengaruhi keyakinan dunia usaha/investor. Bila berlanjut tanpa solusi, tensi perdagangan akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,5 persen. Angka ini lebih besar dari perhitungan sebelumnya, yang hanya 0,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko dalam keterangan resmi yang diterima RMco.id, Senin (10/6).

"Dinamika perekonomian global membutuhkan penguatan jaring pengaman sistem keuangan (Global Financial Safety Net)," sambungnya.

Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 ini juga membahas agenda prioritas Presidensi G20 Jepang mengenai implikasi populasi yang menua terhadap kebijakan makroekonomi, upaya untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan dari global imbalances, dan upaya peningkatan pembiayaan infrastruktur melalui penyediaan infrastruktur yang berkualitas.

Baca juga : Investasi Blok Corridor Sumsel Dilanjutkan

"Bank Indonesia dalam kesempatan tersebut kembali menekankan pentingnya pemahaman terhadap sumber-sumber imbalances, maupun perlunya melihat imbalances dalam cakupan yang lebih holistik. Tidak hanya dari segi current account deficit atau trade balance saja, namun juga dari sisi pembiayaan. Khususnya, melalui aliran modal yang bersifat produktif (FDI)," papar Onny.

"Bank Indonesia juga menekankan pentingnya bauran kebijakan makroekonomi dalam mengatasi excessive imbalances," sambungnya.

Perekonomian global menunjukkan perkembangan positif pada kuartal pertama tahun 2019, dan diperkirakan akan terus membaik di tahun 2020, sebagaimana proyeksi pada bulan April 2019.

Meski demikian, tren positif tersebut masih dibayangi beragam faktor risiko yang dapat menyebabkan perlambatan. Antara lain peningkatan tensi perdagangan, belum jelasnya penyelesaian Brexit, dan kerentanan di sektor keuangan yang meningkat di tengah rendahnya suku bunga.

Baca juga : Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Mantan Napi Terorisme di Banten Dipantau Ketat

Oleh karena itu, negara-negara G20 diharapkan tidak berpuas diri atas perkembangan positif yang ada, namun terus berupaya memitigasi risiko yang mengemuka, dan bersiap mengimplementasikan kebijakan yang diperlukan.

"Dukungan bagi pertumbuhan ekonomi global akan menjadi lebih efektif, jika terdapat joint action untuk meningkatkan kerangka koordinasi internasional," tutup Onny. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.